Mohon tunggu...
Chaya Anandita Pratama
Chaya Anandita Pratama Mohon Tunggu... Mahasiswa - Institut Pertanian Bogor

Mahasiswi IPB University, Fakultas Ekologi Manusia, Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Suara Agraria Desa Lingkar Kampus: Ada Apa dengan Desa Ciherang?

31 Mei 2022   00:13 Diperbarui: 31 Mei 2022   00:46 926
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mayoritas masyarakat Indonesia pekerjaannya bergantung pada pertanian. Seiring dengan banyaknya alih fungsi lahan atau perubahan status lahan yang kini terjadi telah mengakibatkan perubahan pada ragam pola nafkah masyarakat. Begitu juga dengan Desa Ciherang. 

Desa ini memiliki ragam agroekosistem dari pertanian ke pemukiman. Dahulu, mayoritas pekerjaan masyarakat Desa Ciherang adalah petani. Namun saat ini, pekerjaan masyarakatnya kini menjadi beragam karena terjadi perubahan status lahan. Hal ini tidak membuat masyarakat desa putus asa dalam bidang pertanian, mereka memanfaatkan pekarangan untuk tempat bertani. Apa yang sebenarnya terjadi dengan Desa Ciherang? 

Ragam Agroekosistem

Desa Ciherang terletak di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Desa yang terbentuk sejak tahun 1970 ini berbatasan langsung dengan Kelurahan Margajaya di sebelah Utara, Desa Ciapus sebelah Selatan, Desa Laladon sebelah Timur, dan Desa Dramaga serta Desa Sinarsari di sebelah Barat. Kondisi lahan di Desa Ciherang termasuk dalam kategori landai dengan ketinggian sekitar 196 mdpl mempunyai jenis tanah latosol berdasarkan data dasar profil desa kelurahan. 

Dahulu, mayoritas penduduk Desa Ciherang adalah sebagai petani, dengan penghasilan padi yang diandalkan oleh masyarakat setempat. Tetapi, sekarang lahan pertanian sudah mulai berkurang. 

Lahan pertanian yang tersisa merupakan sawah yang ditanami padi, untuk pengairan sawah masyarakat setempat tercukupi akan air karena desa ini memiliki sumber air. Tak jarang masyarakat setempat harus bekerja sebagai buruh tani karena sudah menjual lahannya. 

Selain ditanam padi, lahan-lahan tersisa ditanam bermacam-macam komoditas seperti bayam dan jagung dalam satu wilayah, sehingga untuk panen akan dilaksanakan secara bergantian. 

Di tengah himpitan bangunan megah dan lahan yang semakin sedikit tidak membuat masyarakat setempat berhenti bertani. Oleh sebab itu, ada Kelompok Tani Wanita Sekar Asri yang mengelola lahan tidur yang disewa mereka. Pada lahan ini KWT menanam padi, cabai, sereh, kunyit, jahe, ubi, singkong, mentimun, dan kacang panjang.

Pola Adaptasi Ekologi

1. Gambaran Umum Kondisi Agroekosistem Pekarangan

Dahulu luas lahan Desa Ciherang diperkirakan sebesar > 300 hektar, tetapi hamparan tersebut kini berubah sangat signifikan akibat pembangunan yang berimbas terhadap 150 hektar lahan basah berubah menjadi pemukiman warga. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun