Mohon tunggu...
Sosbud

Jurnalisme Keberagaman dalam Era Masa Kini

25 Maret 2017   01:48 Diperbarui: 25 Maret 2017   10:00 464
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jurnalisme keberagaman menurut Usman Kansong (2017) yaitu keragaman dan perbedaan dari suatu hal. Dalam acara bedah buku Jurnalisme Keberagaman yang dilakukan oleh Usman Kansong selaku penulis serta bekerja sama dengan beberapa pelaku media di Yogyakarta dan bertempat di Kampus 4 Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Dalam acara tersebut dibahas secara mendalam mengenai isi dari buku serta pandangan-pandangan dari pelaku media mengenai jurnalisme keberagaman yang baru ada di dunia jurnalisme. Jurnalisme keberagaman ini merupakan hal baru di bidang maupun di dunia jurnalistik sehingga hanya sedikit bahkan belum ada pembahasan mengenai hal ini. Masalah utama dalam dunia media saat ini yaitu keberpihakan atau dominasi yang dilakukan media terhadap kelompok mayoritas pada suatu isu tertentu. Dominasi dan keberpihakan ini harus diatasi oleh media dengan mengikuti kode etik jurnalistik yang ada agar tercipta suatu keberagaman dalma masyarakat, hal ini disampaikan oleh Lukas Ispandriarno dari sisi akademis selaku dosen Atma Jaya Yogyakarta. Bapak Lukas juga mengatakan bahwa keberagaman harus ada bukan hanya pada kehidupan masyarakat tetapi juga pada kehidupan media yang sudah jelas menjadi acuan bagi kehidupan masyarakat. Dalam hal ini diartikan bahwa media memiliki pengaruh besar terhadap kehidupan masyarakat atau publik karena hal apapun yang disajikan oleh media merupakan hal yang dicerna dan dipahami oleh masyarakat sehingga akan membentuk persepsi dan juga karakter masyarakat.

Tanggapan lain juga disampaikan oleh Ibu Widiarsi Agustina selaku Ka Biro Tempo DIY & Jateng. Beliau mengatakan bahwa seorang jurnalis harus bebas, bebas dalam artian tidak sembarang hal dapat dipublikasikan kepada masyarakat. Namun, bebas dalam hal berpikir dan mengolah konten bagi masyarakat. Independensi dan pola pikir yang terbuka sangat penting untuk dimiliki oleh seorang jurnalis. Hal itu faktor utama yang harus jurnalis miliki agar terciptanya keberagaman di masyarakat, karena dengan terbukanya pola pikir seorang jurnalis maka akan berpengaruh pula dalam konten yang akan diberikan kepada publik sehingga hal tersebut juga akan dipahami oleh masyarakat dan diterapkan dalam kehidupannya sehari-hari. Saat ini masalah lain yang ada pada media yaitu media sosial yang digunakan oleh wartawan. Hal ini terlihat bahwa media sosial menjadi acuan utama dari seorang jurnalis dalam mencari dan bahkan menjadikan hal tersebut sebagai fakta utama dalam pemberitaannya. Sementara kode etik jurnalistik selalu bekerja dalam setiap hal yang dilakukan oleh seorang jurnalis, dengan demikian pertanggungjawaban seorang jurnalis harus diutamakan. Ibu Wosoarsi juga mengatakan bahwa terdapat 2 jenis pemikiran yang harus direnungi oleh wartawan, yaitu jurnalis yang bekerja dan jurnalis yang memahami profesi. Jurnalis yang bekerja diartikan bahwa seorang jurnalis yang masuk dalam industri dan mengikuti sistem produksi suatu perusahaan. Kedua, jurnalis yang memahami profesi diartikan bahwa seorang jurnalis yang taat pada kode etik jurnalistik dalam melakukan pemberitaannya.

Selanjutnya, terdapat tanggapan lain dari ibu Agnes Dwi Rusjiyati dari Aliansi Nasional Bhinneka Tunggal Ika. Beliau mengatakan “Seorang jurnalis bahkan banyak media yang tidak berani dalam mengungkap fakta sehingga menghambat informasi bagi publik”. Lalu ada 3 harapan bagi media saat ini yang diungkapkan oleh ibu Agnes Dwi. Pertama, agar seorang jurnalis lebih banyak belajar untuk menghadapi media-media yang ada. Kedua, agar media berani untuk memberitakan fakta dan tidak memiliki stigma bagi kaum minoritas dengan kata lain tidak menutup ruang. Ketiga, agar media tidak menutup ruang bagi kelompok minoritas dalam berpendapat menanggapi isu tertentu. Hal ini tentu saja bertujuan agar berimbang.

Namun secara garis besar, hal-hal yang disampaikan oleh para pelaku media sebagai penanggap serta penulis sama dan mengarah pada hal yang sama yaitu untuk media dapat menciptakan keberagaman dalam pola pikir serta konten pemberitaan dari seorang jurnalis tersebut sehingga hal itu dapat disampaikan pula kepada kehidupan masyarakat atau publik yang mengonsumsi media tersebut.

Sumber Foto: 

Dokumen Pribadi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun