Penyanyi-penulis lagu asal Amerika, Taylor Swift, kembali merilis rekaman ulang salah satu album ikoniknya yaitu Red (Taylor's Version) pada 12 November 2021 yang lalu. Dalam album tersebut, lagu berjudul "All Too Well" dengan versi sepuluh menitnya merupakan salah satu lagu dengan antusiasme terbesar oleh para fansnya.Â
Ditambah lagi dengan Taylor Swift mengunggah film pendek All Too Well: The Short Film berdurasi 14.56 menit yang menjadikan lagu ini semakin mendatangkan kepenasaran tak hanya oleh para fans setia Taylor Swift, namun juga publik. Terlebih para masyarakat pengguna social media yang usai menikmati karya ini, tak sedikit dari mereka memberikan opini, analisis, dan teori mereka. Tak heran, lagu "All Too Well (10 Minute Version)" dalam kurun waktu satu minggu telah mencatat histori baru dalam pencapaian fantastisnya di industri musik. Selain itu, tidak lupa kontribusi para fans juga menjadi alasan kesuksesan lagu ini.Â
Pada interviewnya bersama Jimmy Fallon, Taylor Swift menceritakan bahwa lagu "All Too Well" ia tulis saat soundcheck konser Speak Now silam. Taylor Swift mulai memainkan empat akord berulang-ulang, serta ad-libbing lirik dan melodi lagu mengenai kisah cintanya yang baru saja berakhir. Lagu tersebut terus membangun intensitasnya sepanjang sepuluh menit lamanya.Â
Hingga setelah usai, sound engineer-nya memberikan rekaman audio sesi jamming tersebut kepada Taylor Swift. Taylor Swift ternyata menyukainya dan memutuskan untuk mengembangkan lagu tersebut, hingga akhirnya "All Too Well" menjadi lagu favoritnya di album Red. Pada kesempatan untuk merilis Red Taylor's Version tahun 2021 yang lalu, Taylor Swift mengkategorikan "All Too Well (10 Minute Version)" kedalam lagu-lagu From The Vault, yang berarti merupakan lagu-lagu yang belum sempat untuk dirilis pada album di masanya.Â
"All Too Well (10 Minute Version)" jika dibandingkan dengan versi lamanya yang berdurasi lima menit, terasa lebih lengkap dengan verse baru lirik lagunya dan tidak luput dengan penulisan lirik lagunya yang elegan. Versi sepuluh menit ini juga terasa seperti saat membaca dan membuka buku dengan bagan-bagan setiap babnya. Terdapat siklus perasaan yang serupa dengan musim: dimulai saat getaran romansa awal seperti musim semi, panasnya gairah romansa ketika musim panas, kesedihan dan perpisahan ketika musim gugur, dan fase melepaskan pada musim dingin.Â
Dengan fakta bahwa "All Too Well" karya Taylor Swift merupakan lagu dengan masa sepuluh tahun saat dirilisnya pertama kali pada tahun 2012, lalu dirilis kembali dengan versi sepuluh menitnya di tahun 2021 masih berhasil memanifestasikan kesuksesan yang luar biasa.Â
Beberapa faktor kesuksesan lagu ini adalah peran dari lirik lagu yang sangat personal dan pengilustrasian secara detail mengenai pengalaman pribadi Taylor Swift, serta peran instrumen dan aransemen lagu yang memberikan rasa nostalgia para pendengar. Kedua peran ini menjadikan terbangunnya emosi yang secara tidak langsung dapat ikut merasakan dan masuk kedalam pengalaman yang sama, atau bahkan seolah-olah terasa seperti kisah hidup pribadi. Hal juga tak luput dari peran kekuatan musik sendiri terhadap psikologis dan perilaku manusia terhadap respon memori, bagaimana memori dapat menghadirkan kembali emosi atau kenangan di masa lalu.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H