Kau  Kayuh sepeda kumbangmu yang tua dengan semangat
Kau anggukkan kepala di sepanajang  gang rumahmu karena sapaan tetangga
Kau disegani dan dihormati.
Kau menjadi panutan, dan  menjadi contoh orang sekitar.
Karena kau ramah, santun, dan tutur katamu yang menyejukkan hati setiap orang yang berbincang denganmu
Bapak Oemar Bakri profesimu sebagai guru, dan "Pak guru" panggilanmu di kampung.
Mereka menempatkan dirimu ditempat yang terhormat
Kau dikenal banyak orang.
Walaupun rumah masih ngontrak hanya sepeda kumbang yang tua yang kau miliki tapi status sosialmu ada di strata atas.
Kau seorang  guru sejati, tanpa tunjangan  insentif, tanpa tunjangan sertifikasi, ataupun  impasing.
Gajimu kecil, kau tak mampu  membeli rumah, hidup sederhana.
Namamu tanpa gelar, S.Pd atau M.Pd, tapi kau guru yang piawai dan luar biasa
Setiap pagi kau kayuh sepeda kumbang menuju sekolah.
Anak didikmu sudah menunggu, ketika  melihatmu, mereka berlarian menyonsong untuk memberi salam.
Dan berebut untuk menuntun sepedamu dan membawakan tas kulitmu yang usang.
Kau selalu tersenyum kepada mereka mengucapakan salam dengan ramah dan mengelus kepala mereka satu persatu.
Ketika di dalam kelas ada murid yang tidak memperhatikan dan main-main.
Tidak dengan tegas kau menegur, kalau sudah ditegur tetap tidak memperhatikan, kaupun  akan melempar mereka dengan penghapus.
Tapi, kau pastikan tidak akan kena.
Mereka semua terdiam, kelas menjadi senyap semua anak melirik kepada teman yang membuat guru kesayangan  mereka marah.
Ketika siwa mengadu ke orang tuanya, orang tuanya akan memarihi anaknya. Orang tua merasa malu.
Dengan sesisir pisang ambon  besar dan mulus, orangtua siswa berkunjung ke rumah.
Bapak Oemar Bakri, untuk meminta maaf atas kenakalan anaknya dan mengucapkan terima kasih.
Karena telah mendidik anaknya  dengan  benar.
Oermar Bakrie.....oh Oemar  Bakri  kau bahagia dan bangga ketika berjumpa muridmu  menjadi dokter, walaupun kau tidak mampu ke dokter ketika sakit.
Atau berjumpa dengan muridmu yang menjadi ahli ekonomi, walaupun keadaan ekonimi tidak
pernah ada perubahan.
Ketika tiba saatnya kau harus menghadap Tuhan. Dengan bangga kau meloporkan kinerjamu
Selama kau menjadi guru di dunia, pasti Tuhan akan memberikan piala dan piagam yang indah
yang tidak pernah kau dapat di dunia.
Â
Tapi aku percaya, kau akan sedih apabila melihat wajah dunia pendidikan saat ini,
kurikulum yang berganti-ganti, kebijakan-kebijakan yang membingungkan dan lebih menyedihkan lagi terjadi dekadensi moral di lingkungan peserta didik.
"SELAMAT HARI GURU BAPAK OEMAR BAKRI Â SELURUH Â INDONESIA, SESUNGGUHNYA ENGKAULAH PAHLAWAN TANPA TANDA JASA"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H