Kamu bukan anak gaul yang verified kalau belum ke coffeeshop-coffeeshop bandung.
Setidaknya, kalimat itu terlintas di pikiranku saat sedang dalam perjalanan menuju Bandung. Bagaimana tidak? Aku terus membayangkan betapa estetiknya setiap sudut kota bandung, telebih coffeeshopnya. Di dalam kereta ekonomi kahuripan, aku berusaha menahan rasa excited karena takut mengganggu orang di sebelahku jika bergerak terlalu banyak. Namun, realita menamparku sesaat aku tiba di stasiun Kiaracondong, Bandung.
Rasa pegal di bagian punggung dan kaki, membuatku sedikit tersadarkan. Maklum, aku berusaha untuk menekan budget, makanya naik kereta ekonomi. Aku segera berkumpul bersama teman-temanku dan kami segera naik mobil yang disewa selama satu hari. Tujuan pertama kami yaitu, ngopi. Memang motivasi berkunjung kami adalah coffee tourism, dengan ke kebun kopi dan cafe hopping. Tak lama dari stasiun kami telah tiba di contrast coffee, karena coffeeshop ini buka paling pagi yaitu dari jam 7 pagi-9 malam. Kami menjadi pelanggan pertama yang tiba. Coffeeshop ini memang relative kecil ukurannya, namun penataan tempatnya menjadikan suasanya yang nyaman dan tentu saja "estetik". Americano hangat yang kupesan saat itu, terasa lebih manis. Entahlah, mungkin efek perjalanan panjang, pikirku. Secara keseluruhan, aku menyukai tempat ini. Ambience, rasa kopi, interiornya membuat betah, terlebih harga kopi yang terbilang cukup murah yaitu sekitar Rp20.000-Rp30.000 saja. Setelah ngopi dan sarapan, kami melanjutkan perjalanan menuju kebun kopi Wanoja, dan caf hopping-nya dilanjutkan keesokannya.
Keesokan harinya, kami memulai caf hopping ini dengan sarapan "ala-ala" di Two Hands Full. Coffeeshop ini memiliki vibes yang family friendly. Terlihat dari menu dan tempatnya yang cocok untuk makan siang atau sekedar ngopi bersama keluarga dan teman. Menu disini lebih bervariatif, tidak hanya kopi, namun mereka juga menyediakan jus dan mocktail. Coffeeshop ini juga menyediakan berbagai menu makanan khas western, atau khususnya American breakfast. Menu pilihanku saat itu potato hash yaitu menu sarapan berbahan kentang ditambah dengan smoked beef serta poached eggs, dan press juice yang segar. Aku pribadi menyukai makanan sejenis itu karena terlihat mewah secara platting-nya namun dengan rasa yang unik dan kenyang. Memang sedikit pricey, namun akan sebanding dengan rasa dan pelayanannya, terlebih ambiencenya yang membuat betah berlama-lama di tempat ini.
Tak lama dari Two Hands Full, kami bersiap-siap menuju  tujuan terakhir kami sebelum pulang ke Yogyakarta. Coffeeshop Blue Doors menjadi pilihan kami. Letak coffeesehop ini strategis, yaitu berada di Asia-Afrika, yang menjadi pusat kota Bandung. Kesan awal bangunan ini biasa saja, hanya pintu berwarna biru pada bangunan tua. Namun ketika disuguhkan pemandangan interior dan bar di dalamnya, aku yakin pasti akan terkesan. Coffeeshop ini memiliki menu basic kopi dan mocktail, inilah mengapa coffeeshop ini menjadi incaran tujuan anak-anak muda. Aku memesan "hermossa red," semacam mocktail yang asam dan menyegarkan. Aku menikmati bersantai di coffeeshop ini, aku pribadi menyukai tempat ini karena konsep bar-nya. Konsep open bar di coffeeshop ini terkesan unik, karena letaknya ditengah ruangan, tanpa penyekat antara pengunjung dengan baristanya, sehingga pengunjung bisa melihat proses pembuatan minumannya secara langsung. Hal inilah yang menyenangkan untuk dilihat, menurutku. Disisi lain, aku juga menyukai minumannya, segar sekali rasanya dengan balutan harum bunga rosella. Memang untuk harga minuman di Blue Doors relative mahal, yaitu berkisar Rp30.000-Rp40.000, namun harga tersebut aku rasa sepadan dengan pengalaman yang aku dapatkan di tempat ini.
Tak terasa, selama dua hari aku dan teman-temanku berkelana di Bandung. Banyak keunikan yang memanjakan mataku, namun tidak dengan kemacetannya. Meskipun aku merasa tidak cukup waktu merasakan keindahan kota dan kulinernya di Bandung, namun aku menikmati perjalanan yang menyenangkan ini. Aku bersyukur, aku mempunyai alasan lagi untuk datang ke kota ini. Tunggu aku, di coffeeshop-coffeeshop Bandung, mungkin 6-10 bulan lagi, ya!