Mohon tunggu...
Achmad Chasina Aula
Achmad Chasina Aula Mohon Tunggu... Mahasiswa - Student

General Dentist, Santri, Travel enthusiast, Madridista

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Memberangus Mitos Kedokteran Gigi: Upaya, Tanggung Jawab, dan Harapan bersama Menuju Indonesia yang Full Senyum

11 Maret 2024   18:32 Diperbarui: 11 Maret 2024   18:41 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar : https://www.galerimedika.com/blog/8-Mitos-Seputar-Kesehatan-Yang-Berkembang-Di-MasyarakatInput sumber gambar

Berdasarkan pengertian yang dilansir melalui webster dictionary mitos merupakan sebuah cerita yang dipercaya sebagai sebuah hasil dari imajinasi dan kebenaranya tidak dapat dibuktikan. Mitos ini menjadi sebuah cerita yang dipercaya oleh beberapa orang dan akhirnya menjadi keyakinan banyak orang. Sebagaimana sifatnya yang subjektif, kebenaranya terikat oleh waktu dan tempat serta tidak bisa diklarifikasi secara ilmiah dan dengan penuh tanggung jawab.

Ada beberapa hal yang menyebabkan mengapa mistitisme masih langgeng di Indonesia. Diantaranya adalah minimnya literasi atau wawasan, tekanan dari generasi sebelumnya dan dari lingkungan masyarakat, sugesti dari kita sendiri yang menginginkan mitos itu terjadi, hingga doktrin yang secara tidak langsung menyebabkan mitos itu menjadi langgeng.

Tanpa kita sadari masyarakat sekitar kita masih banyak yang mempercayai hal hal yang bersifat mitos.  Mitos atau kepercayaan mengenai hal hal tertentu ini sifatnya diwariskan dari generasi ke generasi, menyebar dari mulut ke mulut tanpa terkonfirmasi kebenaranya bahkan siapa yang mengucapkan. Mitos disekitar lingkungan kita dapat menyangkut banyak hal, diantaranya menyangkut mengenai masalah kesehatan dan penyakit penyakit tertentu, termasuk dalam bidang kedokteran Gigi.

Jika kita telusuri masih terdapat mitos mengenai Kesehatan dan penyakit gigi dan mulut disekitar kita yang masih langgeng. Diantaranya gigi yang berlubang disebabkan oleh adanya ulat, cabut gigi atas dapat menyebabkan kebutaan, sakit gigi bisa sembuh hanya dengan meminum obat, karang gigi dapat dibersihkan dengan menggosok gigi saja, gigi yang sehat adalah yang berwarna putih hingga membuang gigi yang tanggal ke atas genteng dapat mempengaruhi pertumbuhan gigi.

Berdasarkan permasalahan diatas yang masih pelik tentu ini menjadi tanggung jawab bersama, bukan hanya tenaga kesehatan atau dokter gigi semata melainkan kerja sama seluruh elemen masyarakat supaya lebih sadar, pro aktif, dan jeli terhadap informasi yang beredar khususnya dalam rangka menjaga dan menciptakan Kesehatan untuk dirinya sendiri serta lingkunganya.

Sebagai masyarakat yang merupakan pihak penerima informasi tentu juga memiliki peran bagaimana bersikap kritis dalam menerima dan menyebarluaskan informasi yang diterima terlebih menyangkut hajat yang berdampak kepada orang lain, khususnya mengenai Kesehatan. Sehingga segala macam bentuk mitos mengenai Kesehatan khususnya bidang penyakit gigi dan mulut dapat teratasi, termasuk hoax dan diisnformasi yang tidak dapat dipungkiri keberadaanya. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan memastikan mencari informasi melalui ahlinya dan tidak asal menerima informasi yang tidak dapat dipertanggung jawabkan, sumbernya maupun kebenaranya.

Sebagai tenaga Kesehatan khususnya dokter gigi, masalah ini menjadi salah satu PR terbesar yaitu mencerdaskan masyarakat agar terhindar dari segala macam disinformasi mengenai Kesehatan serta penyakit gigi dan mulut. Sebagai autokritik, dokter gigi harus mampu menjalankan peranya dengan baik dan komunikatif khususnya sebagai educator atau pendidik masyarakat terhadap masalah Kesehatan gigi dan mulut. Dokter gigi harus mampu menjelaskan dengan Bahasa yang mudah dipahami, sederhana, dan atraktif agar masyarakat sebagai penerima informasi dapat menerima penjelasan dengan mudah serta mengaplikasikanya dalam kehidupan sehari hari.

Seiring perkembangan zaman, media sosial menjadi makanan sehari hari yang tidak pernah terlepas dari hampir seluruh aktivitas masyarakat. Dari segala usia, latar belakang, dan kalangan media sosial menjadi dunia kedua bagi kehidupan masyarakat. Media sosial dan perangkatnya telah terbukti banyak memberikan dampak serta memiliki peran yang sangat massif. Dari kondisi ini menuntut upaya upaya pencerdasan yang dilakukan oleh dokter gigi melalui platform platform media sosial yang harus lebih digaungkan, termasuk memerangi adanya disinformasi yang beredar dan telah menjamur ditengah tengah masyarakat. Dan yang paling penting, upaya pencerdasan tersebut harus mampu dikemas secara atraktif, mudah dipahami, dan mudah dijangkau.

Sebagai pemuda single quarter life criris melalui penutup dan motivasi melalui tema yang saya tulis, demi  terciptanya masyarakat yang full senyum menjadi tugas dan tanggung jawab bersama. Terlebih dengan memasuki bulan Ramadhan saat ini tentu kita juga harus bersiap, memberikan senyuman terbaik ketika lebaran nanti ditengah tuntutan angpau lebaran  buat ponakan dan hujam pertanyaan kapan bersama pasangan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun