Nak, mana calonmu
Menikah sudah ingat usia
Lihat teman yang di kampung ini
Sudah menikah
Itu perkataan ayah saya yang masih diingat. Ayah saya meninggal dalam usia yang enam puluh dua tahun. Terbilang masih muda sih ayah saya meninggal. Cob saja saya menikah waktu itu, penyesalan seperti saat ini pasti tidak akan terjadi. Iya sudahlah, waktu tidak dapat diputar kembali. Inilah rencana Tuhan dalam hidup kita manusia yang tidak pernah kita tahu.
Memutuskan Menikah
Di usia yang ke dua puluh Sembilan ini saya sudah berkomitmen untuk mencari pasangan hidup dan membahagiakan ibu yang memiliki kerinduan akan kehadiran menantu dan cucu. Keputusan ini berdasarkan permenungan saya di tahun dua ribu dua puluh empat ini. Saya ingin agar menikah dan mulai membangun bahtera keluarga bersama pasangan itu. Dengan berusaha hidup melepas masa  muda bersama teman-teman yang selama ini selalu setia berkumpul bersama saya. Di bulan januari yang lalu saya menelpon ibu saya untuk menyampaikan isi hati saya ini. Bu saya ingin mengatakan sesuatu (kataku dalam telpon). Apa nak? (jawab ibu saya dengan nada yang lembut). Aku pun mengatakan: bu aku ingin menikah di tahun ini. Ibu selalu tersenyum mendengarnya. Ibu meminta mengenalkan pacarku padanya. Aku pun mengenalkan pacaraku dengan ibuku melalui telpon.
Saya memahami bahwa keputusan untuk menikah berarti ada peralihan konsep kehidupan dan cara berpikir. Dari yang hanya memikirkan kehidupan diri sendiri akan berubah memikirkan kehidupan bersama keluarga kecil itu nanti. Kehidupan ekonomi juga akan berubah, yang mencari uang untuk membiayai kehidupan keluarga dan menata masa depan untuk anak-anak. Kesadaran ini yang membangunkan saya untuk memikirkan pekerjaan yang harus dijalankan setelah menikah demi kebahagiaan.
Saya memahami konsekuensi menikah itu ada banyak hal, mulai dari harus berani meninggalkan kelompok teman-teman yang suka nongkrong dan meluangkan waktu sepenuhnya untuk keluarga. Konsekuensi yang lain juga tentu banyak hal. Terutama dalamhal ekonomi dan menerima kekurangan serta kelebihan pasangan. Dengan keberanian untuk memutuskan menikah, saya sudah siap menghadapi konsekuensi itu. Komitmen yang ada dalam diri dan perubahan pola pikir dari orang muda menjadi orang yang menikah. Dari yang hidup sendiri menjadi orang yang hidup berdampingan bersama pasangan.
Saya sebelum memutuskan untuk menikah di tahun ini, terlenih dahulu saya menelpon pacarku, begini isinya.
Saya         : Malam beb, saya ingin mendiskusikan sesuatu.