Mohon tunggu...
Sirilus
Sirilus Mohon Tunggu... Guru - pencinta budaya terutama budaya Manggarai dan filsafat. Juga ingin studi antropologi.

Saya ingin mengajak kaum muda untuk melestarikan budaya kita. Ini adalah harta kekayaan kita yang berharga. Saya juga peduli dengan peristiwa yang terjadi di masyarakat. Untuk itu subscribe chanel youtube saya :motivasi hidup . Chanel ini berisi musikalisasi puisi dan video mengenai budaya dan daerah wisata.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pendidikan Agama di Sekolah Membentuk Moral dan Etika Anak

17 Februari 2024   02:57 Diperbarui: 17 Februari 2024   03:01 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di Indonesia dalam kurikulum terdapat pelajaran agama. Pelajaran yang mendidik anak-anak sesuai dengan agama yang dianut dan agar memahami agama dan kegiatan-kegiatan yang dijalankan dalam agama. Selain itu, Pendidikan agama juga membentuk moral dan etika anak-anak. Dengan ajaran perbuatan dan perkataan yang baik sesuai ajaran agama membentuk moral dan etika anak ketika menjalankan kehidupan social di tengah masyarakat. Daripada itu, saya melihat bahwa inilah pentingnya pelajaran agama di sekolah. Anak-anak dicerdaskan dalam pengetahuan agama juga dibentuk cara dan sikap yang baik. Pendidikan agama ini penting untuk tetap ada dalam kurikulum.

Dalam tulisan ini saya ingin menerangkan secara khusus Pendidikan agama Katolik bagi anak-anak yang beragama katolik. Dalam pelajaran agama katolik, anak-anak diajarkan untuk membaca alkitab dan memahami sabda Allah yang dituliskan dalam Alkitab. Sabda yang bukan hanya sekedar tulisan, melainkan nyata terjadi dalam kehidupan. Anak-anak akan dibentuk untuk mendidik anak berkaitan dengan kegiatan-kegiatan yang dijalankan dalam Gereja. Dengan pelajaran agama katolik ini, anak-anak yang beragama katolik tentu akan lebih memahami maksud dari kegiatan-kegiatan dalam Gereja katolik itu.

Selain untuk menambah wawasan anak-anak mengenai kehidupan beragama dalam Gereja, anak-anak juga dibentuk dalam moral dan etika. Diajarkan mengenai sikap dan tindakan yang baik sesuai ajaran Gereja dan sabda Allah. Tindakan dan sikap yang membawa anak-anak kea rah moral dan etika yang baik dalam menjalankan kehidupan di tengah masyarakat. Didikan sopan santun dan perkataan yang baik benar-benar membentuk pribadi anak didik kea rah yang positif.

Anak-anak juga dididik untuk mampu mengambil keputusan dengan baik dan tindakan dalam keputusan itu harus sesuai dengan kehendak hati nurani dan rencana Allah. Anak-anak dididik untuk mampu mengambil keputusan dan bertanggungjawab akan keputusan yang dipilih dalam menjalankan hidup. Pilihan-pilihan yang akan membawa kebahagiaan dalam hidupnya.

Pengalaman saya selama mengajarkan mata pelajaran agama katolik, saya berpikir dan merasa bahwa pengetahuan agama dan moral -etika berjalan bersamaan. Ajaran-ajaran dalam buku iman mendidik anak secara pengetahuan mengenai Allah dan tindakan yang baik yang dikehendaki Allah. 

Selama menjadi guru agama di sekolah saya mengamati bahwa ada perubahan sikap dari anak-anak setelah mengikuti pelajaran agama. Mulai dari sikap dalam berelasi, tindakan, tutur kata hingga saat berada di dalam Gereja. Bagaimana cara mendidik anak sebagai guru agama katolik? Yang pertama menurut saya adalah melalui cara hidup kita sebagai guru. Cara hidup, tutur kata dan relasi secara langsung memberikan pengetahuan kepada anak-anak. Kedua, dengan mengali kebinggungan mereka mengenai agama dan kegiatan dalam agama. Setelah itu kita menjawab kebinggungan itu dengan teori-teori yang ada dan juga melalui contoh-contoh.

Pernah dalam pelajaran seorang anak duduk mendengarkan pelajaran dengan kaki satunya menginjak kursi. Kemudian saya meinta untuk menurunkan kakinya itu dan mengatakan bahwa Allah tidak menghendaki kita bersikap seperti itu dalam mendengarkan orang lain. Tentu beriringan juga dengan nasihat oleh orang tuanya. Untuk itu saya mengatakan bahwa, seandainya lagi makan bersama keluarga, apabila kaki kita duduk makan seperti ini, bagaimana menurut orang tua kalian? 

Jadi, pertanyaan seperti ini langsung merujuk pada etika kehidupan yang berlangsung dan sesuai ajaran agama katolik untuk menghargai. Anak-anak itu pun menjawab bahwa orang tua mereka mengatakan tidak sopan duduk makan seperti itu. Saya mengatakan bahwa karena orang tua kalian sudah memahami sabda Allah dengan baik dan memperaktekan dalam kehidupan dengan mendidik kalian sesuai ajaran Allah dan Gereja. Kemudian sikap mereka pun berubah. Tantangan menjadi guru agama menurut saya adalah bagaimana mengajarkan tentang Allah dan kehidupan yang harus juga sesuai dengan cara hidup kita sebagai guru. Inilah tantangan yang dihadapi seorang guru agama.

Pelajaran agama dapat membentuk moral dan etika karena mengajarkan tentang kebaikan-kebaikan yang mesti dijalankan dalam hidup. Sehingga menurut saya pelajaran agama juga sekaligus bimbingan konseling bagi anak. Anak-anak dibimbing untuk bersikap sopan santun.

Singkatnya dalam pelajaran agama, kita membentuk seseorang dari sikap yang keliru menuju sikap yang benar. Jadi, sebagai guru agama saya melihat bahwa setiap orang dapat berubah sesuai dengan pengalaman dan pengetahuan yang didapati. Dengan pembuktian bahwa setelah mengikuti pelajaran agama sikap anaka berubah menuju kea rah perbuatan dan perkataan yang lebih sopan.

Tantangan zaman sekarang yang anak-anak lebih cenderung untuk tertarik pada relasi jarak jauh dan dunia digital menjadi tantangan tersendiri bagi guru agama untuk mendidik mereka. Dalam mengarahkan mereka untuk tidak mengabaikan relasi social dan kehidupan beragama. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun