Mohon tunggu...
Sirilus
Sirilus Mohon Tunggu... Guru - pencinta budaya terutama budaya Manggarai dan filsafat. Juga ingin studi antropologi.

Saya ingin mengajak kaum muda untuk melestarikan budaya kita. Ini adalah harta kekayaan kita yang berharga. Saya juga peduli dengan peristiwa yang terjadi di masyarakat. Untuk itu subscribe chanel youtube saya :motivasi hidup . Chanel ini berisi musikalisasi puisi dan video mengenai budaya dan daerah wisata.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Suara Penghianat

11 Februari 2024   02:57 Diperbarui: 11 Februari 2024   06:23 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Diserukan sebagai penghianat
Diteriaki tak beretika
Diolok-olok tak tahu
Berterima kasih
Itulah penghianat

Penghianat selalu dikatakan negatif
Tak pernah dikatakan positif
Dibalik berkhianat pasti ada rahasia
Antar yang dikhianati dan penghianat
Tak tahu mana yang salah
Apa yang berkhianat atau dikhianati

Aku pernah berkhianat dalam bekerja
Aku pergi tanpa pamit
Rekan-rekan meneriaki penghianat
Aku membalas dengan senyuman
Dalam hati ku berdoa
Sudahkah mereka tahu

Aku tidak membalas dengan caci maki
Itu dosa
Aku membalas dengan pencapaian
Di tempat yang baru
Teriakan penghinaan kuanggap sebagai doa
Kuanggap sebagai motivator

Tidak cocok bukanlah penghianat
Pilihan adalah hak
Perbedaan itu konsep
Mencari kesamaan itu prinsip
Demi kebaikan

Haruskah kesetiaan, meskipun tak dihargai
Aku binatang berakal budi, bukan binatang liar
Aku bermartabat bukan budak
Bisa kubalas tapi tak berguna
Bagiku kalian sakit hati ditinggalkan
Karena aku emas berharga
Dicari dan dicari pengais

Aku adalah aku, dalam aku ada aku
Dalam aku bukan kamu, dalam kamu ya kamu
Tak mau seperti robot dikendalikan dengan remote
Tak bebas, sedangkan aku pribadi bebas
Hak untuk bebas dan wajib untuk bebas

Tak pantas kata penghianat dikatakan
Yang pantas adalah mencari jalan lain
Yang terbaik
Aku adalah sang pencari kebaikan untuk kebaikan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun