Mohon tunggu...
Sirilus
Sirilus Mohon Tunggu... Guru - pencinta budaya terutama budaya Manggarai dan filsafat. Juga ingin studi antropologi.

Saya ingin mengajak kaum muda untuk melestarikan budaya kita. Ini adalah harta kekayaan kita yang berharga. Saya juga peduli dengan peristiwa yang terjadi di masyarakat. Untuk itu subscribe chanel youtube saya :motivasi hidup . Chanel ini berisi musikalisasi puisi dan video mengenai budaya dan daerah wisata.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Suara Perempuan

8 Juni 2020   07:00 Diperbarui: 8 Juni 2020   07:02 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kami hidup di bawa penindasan dari lelaki 

Martabat kami begitu rendah di mata laki-laki 

Dipukul, dicaci maki itu makanan yang selalu diterima 

Kami seperti bukan manusia 

Kami seperti pohon yang mesti mengikuti arah angin 

Hati kami terluka, sakit penuh tangisan 

Kami ingin berteriak keras, namun siapa yang mau mendengarkan kami

Suara kami hanyalah seperti speaker yang rusak 

Yang tidak dibutuhkan, tidak menarik 

Kami ingin pergi beranjak dari sini

Kami ingin merasakan kebahagiaan 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun