Ada begitu banyak mahasiswa yang lulusan tahun 2020. Di akhir perjuangan mereka selama beberapa tahun tidak berujung kebahagian dan kelegaan. Wisuda tidak sesuai dengan jadwal yang ditentukan bahkan mungkin ditiadakan.
Wisuda online tidak membawa kebanggaan bagi mahasiswa. Tidak bisa merayakan bersama teman-teman dan tidak dapat memberi motivasi bagi adik-adik tingkat tentang indahnya wisuda dengan kehadiran orang-orang tercinta.Â
Foto bareng orangtua, kakak-kakak dan sebagainya mesti dipendamkan dalam hati. Karena hal itu sulit dilaksanakan tahun ini. Tidak dapat merayakan wisuda itu seperti bukan pencapaian, tidak dapat melihat orang berbondong-bondong datang dan mengucapkan, "selamat, semoga kami nyusul."
Keinginan untuk menerima pundi-pundi uang di awal bulan (uang gaji) pupus. Keinginan untuk merasakan uang hasil keringat sendiri hanya sebagai mimpi.
Mahasiswa lulusan tahun 2020 kembali menjadi beban bagi orangtua. Uang belanja yang masih mengharapkan pada orangtua. Yang menjadi persoalan apabila orangtua berutang untuk membiayai kuliahnya, dan harapan setelah lulus dapat membayar sendiri utang-utang itu.Â
Keadaan ini dapat membuat adik-adik tidak dapat melanjutkan pendidikan lagi ke jenjang selanjutnya. Utang saat kuliahnya belum lunas, untuk pinjam lagi uang untuk bayar bunga dari utang lama saja tidak cukup.
Keadaan ini membuat mahasiswa tamatan tahun 2020 stres dan tidak dapat berbuat apa-apa, selain menunduk memendam mimpi. Bukan karena malas, atau IPK rendah tapi karena situasi pandemik korona yang tidak kunjung berlalu.Â
Tinggal di rumah bersama orang tua menambah beban tersendiri bagi mahasiswa tamatan tahun 2020. Melihat adik-adik stres karena tidak ada uang untuk membiayai mereka lanjut sekolah dan melihat orang tua yang terus berpikir karena melihat ekspresi adik-adik. Kebahagiaan tidak terlihat dalam keluarga. Lulusan yang sebenarnya membawa kebahagian tidak terjadi. Justru tetap menjadi beban.
Belum lagi orang tua memikirkan uang makan keluarga. Orang tua yang kehilangan penghasilan dan saya sebagai mahasiswa lulusan tahun 2020 yang tidak berguna, membuat keluarga hidup dalam kemiskinan.Â
Bisa jadi berapa bulan lagi berada dalam kelaparan. Dari kelaparan berujung pada kematian. Kematian jadi sia-sialah perjuangan saya selama sekolah.Â