Kasus Airbag Takata terjadi karena manajemen risiko yang buruk di perusahaan. Takata menggunakan bahan kimia yang tidak stabil dan murah dalam produksi airbagnya, dan kurangnya pengawasan dan kontrol kualitas yang efektif dari manajemen perusahaan. Takata juga tidak segera mengambil tindakan yang diperlukan ketika kasus kecelakaan pertama terjadi, dan hanya melakukan recall terbatas pada beberapa model mobil.
Kasus Airbag Takata menyebabkan Takata mengajukan kebangkrutan pada tahun 2017 dan harus membayar denda yang besar serta mengganti kerugian yang dialami oleh korban dan keluarga mereka. Kasus ini juga merusak reputasi Takata dan image dari industri otomotif tersebut.
Kasus Enron dan Airbag Tag menjadi pelajaran penting bagi bisnis untuk memiliki manajemen risiko yang efektif dan transparan dan pentingnya pengawasan dan kontrol yang efektif dari manajemen perusahaan terkait risiko tersebut.
Untuk menghindari dampak negatif dari manajemen risiko yang buruk, ada beberapa cara yang dapat dilakukan. Pertama, perusahaan harus memiliki strategi manajemen risiko yang efektif dan terstruktur dengan baik. Hal ini dapat dilakukan dengan melakukan analisis risiko secara teratur dan mengidentifikasi risiko yang mungkin terjadi.
Kedua, perusahaan harus memiliki etika bisnis yang baik dalam mengelola risiko. Perusahaan harus memastikan bahwa manajemen selalu beroperasi dengan integritas dan transparansi dalam mengelola risiko. Hal ini dapat membantu membangun kepercayaan klien dan investor.
Terakhir, perusahaan harus selalu memperbarui strategi manajemen risiko mereka sesuai dengan perubahan lingkungan bisnis. Manajemen harus selalu memantau risiko yang muncul dan mengambil tindakan yang diperlukan untuk menghindari dampak negatif dari risiko tersebut.
Pada akhirnya manajemen risiko yang buruk dapat berdampak serius pada perusahaan. Oleh karena itu penting bagi perusahaan untuk memiliki strategi manajemen risiko yang efektif dan dirancang dengan baik. Dengan cara ini perusahaan dapat menghindari kerugian finansial yang dapat merusak reputasi perusahaan dan meningkatkan kepercayaan pelanggan dan investor.
Nah, sobatku, bagaimana perlakuan manajemen resiko di perusahaanmu bekerja?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H