Mohon tunggu...
Charles Tobing
Charles Tobing Mohon Tunggu... karyawan swasta -

aut viam inveniam aut faciam

Selanjutnya

Tutup

Politik

Babak Selanjutnya : Komisi 3 Versus Tim 8?

9 November 2009   02:26 Diperbarui: 26 Juni 2015   19:24 450
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Salah satu yang menarikdalam rapat kerja Komisi III DPR RI dengan Kapolri beserta jajarannya , Kamis malam 5 November yang laluadalah ungkapan salah satu anggota DPR yang mengatakan adanya superbody yang baru yaitu TPF (penulis : Tim 8). Pada pertemuan itu juga ditegaskan agara Kapolri tidak perlumendengar rekomendasi Tim 8untuk memberhentikanKomjen Susno Duaji sebagai Kabareskrim Polri karena Tim 8 pekerjaan Tim 8 adalah lebih bersifat delegatif jadi tidak memiliki kekuatan hukum untuk” memaksakan “ pelaksanaan rekomendasinya. Kuranglebihnya begitu.

Jumat 6 November 2009,13:57 WIB, Kompas.com memuat berita yang menyampaikan bahwa Anis Baswedan yang menilai bahwa Komisi III DPRterlihat seperti “Humas”Polri dan adanyaperlakuan yang tidak seimbang dari Komisi 3 kepada Polri dan pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).Berita selengkapnya dapat diklik disini.Penilaian tidak seimbangnya DPR terhadap KPK ini juga didukung oleh sosiolog dari Universitas Andalas (Unand) Padang, Prof Dr Damsar seperti yang dimuat disini

Kutipan-kutipan diatas membuat saya khawatirpersoalan antara KPK dengan Polri akan melebar menjadi perseteruan antara Komisi 3 dengan Tim 8. Artinya benih-benih perpecahan diantara komponen dan anak bangsa ini kembali tertabur. Kondisi saat ini saja sudah sangat menyedihkan, dimana Polri dan Kejaksaan terlihat berseteru dengan KPK. Apalagi jika ditambah dengan perseteruan antara Komisi 3 dengan Tim 8 yang notabene adalah delegasi Presiden RI. Saya sebagai rakyat hanya bisa berharap agar para tokoh dan pakar saling dapat menahan diri, bukan malah terkesan memanas-manasi. Kalau sampai terjadi chaos, yang paling menderita adalah rakyatbiasa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun