Tinggal beberapa hari lagi umat Nasrani akan merayakan Natal. Perayaan dengan penuh suka cita karena menyambut hari lahirnya Tuhan Yesus Kristus. Cuma apa jadinya kalau perayaan ini di rayakan dengan nuansa politik. Jelas antara agama dan politik tidak bisa di satukan serta di paksakan. Perayaan Natal yang di laksanakan di kawasan Monas menimbulkan tanda tanya besar di karenakan banyak pihak Gereja menolak.
Suasana Natal lebih terasa ketika di laksanakan di Gereja di bandingkan di Monas. Jangan sampai perayaan ini hanya keinginan satu partai untuk mencari sensasi semata. Berdasarkan Tokoh yang mengusulkan perayaan Natal di Monas tercatat nama Hashim merupakan saudara Prabowo. Selain itu Hashim Djojohadikusomo merupakan Wakil Dewan Pembina Partai Gerindra.
Perlu di ketahui Hashim juga pengurus di Kristen Indonesia Raya yang merupakan sayap organisasi  dari Partai Gerindra. Jadi sudah jelas yang menginginkan perayaan Natal di Monas adalah Partai pengusung Anies dan Sandi. Sedangkan Anies berujar perayaan Natal yang di adakan oleh  Pemprov DKI harus di gelar demi kebaikan umat Kristiani.
Kalau mencermati sebuah alasan dari Anies hanya untuk mencarikan kebaikan otomatis jawaban tersebut menimbulkan beragam keheranan bagi umat Kristiani. Karena kerukunan antar umat beragama khususnya kaum Nasrani tidak ada masalah alias baik -baik saja. Bahkan pihak PGI ( Persekutuan Gereja -Gereja Indonesia ) wilayah Jakarta tidak sepakat jika Natal bersama di laksanakan di Monas.
Melalui humas PGI Jeirry mengatakan kepada media umatnya akan merayakan Natal di Gereja masing -masing dan tak turut serta dalam perayaan Natal bersama di Monas pada Januari 2018. Bukan itu saja PGI pun bertanya - tanya apa sih motifnya sehingga harus di paksakan perayaannya di Monas. Dengan banyaknya penolakan sikap Anies hanya menjawab akan mempelajarinya. Bisa jadi dengan berbagai macam pertimbangan acara tersebut batal di laksanakan
Dalam perayaan Natal itu yang lebih di utamakan mampu  mamaknai hari kelahiran Tuhan Yesus Kristus. Ironis memang kalau ada pihak - pihak yang dengan sengaja mencampur adukan perayaan keagamaan dan politik. Berharap agar perayaan Natal di Monas tidak jadi di laksanakan.
Kebanyakan umat Nasrani tidak setuju dengan perayaan Natal yang akan di laksanakan di Monas. Bagaimana pun perayaan keagamaan lebih baik di laksanakan di tempat ibadah dari pada di tempat umum karena nuansa dan suasana jelas berbeda.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H