Mohon tunggu...
Charles Brahmanta
Charles Brahmanta Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Dengan karya tulis saya akan diingat,melalui sebuah tulisan akan mampu mengungkap tabir kebenaran. Facebook : Charles Sandy Friz Twitter : Charles Friz IG : charlessandyfriz

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Kopi Dapat Menyatukan Budaya dan Negara yang Berbeda

6 Januari 2017   00:24 Diperbarui: 7 Januari 2017   00:36 535
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bubuk kopi dari Tana Toraja (Dokumentasi Pribadi)

Siapa yang tidak suka dengan yang namanya kopi? Bahkan kopi ini sudah menjadi minuman andalan. Setiap masyarakat dari belahan mana pun pasti suka dengan kopi. Ini bisa dilihat dengan menjamurnya warung kopi dimana - mana. Kopi adalah minuman hasil seduhan biji kopi yang telah disangrai dan dihaluskan menjadi bubuk. Ternyata dari suguhan kopi bisa menyatukan perbedaan dari dua negara berbeda.

Beberapa hari yang lalu tepatnya pada hari Natal saya kedatangan Kevin, seorang tamu bule dari Kanada. Perlu diketuhui, istri dari Kevin merupakan teman kakak saya.

Jadi dapat dikatakan sudah cukup lama tidak ketemu. Tanpa diduga pada saat ngobrol santai ada permintaan yang harus dipenuhi apa itu sempat bingung juga. Ternyata suguhan utama yang sangat diinginkan adalah kopi. Kebetulan hari itu stok kopi sangat banyak. Adapun kopi yang kita suguhkan adalah kopi Toraja, yang mana rasanya tidak perlu diragukan lagi.

Kevin dengan secangkir kopinya (Dokumentasi Pribadi)
Kevin dengan secangkir kopinya (Dokumentasi Pribadi)
Saat ditanyakan bagaimana rasa kopi di Indonesia tapi sebelum dijawab Kevin malah balik tanya ini kopi darimana? ketika saya jawab itu kopi dari Toraja, Kevin menjawab pantas rasanya enak. Cukup dengan menggigit biji kopi ternyata bisa mengetahui jenis kopi hingga kadar airnya. Kevin pun bercerita dari muda sudah suka berbagai jenis kopi. Cuma ada cerita unik ketika mencoba kopi tubruk sempat bertanya- tanya dan penasaran ternyata penyajiannya beda tapi rasa sangat enak.

Terlepas dari kopi, ada beberapa hal yang menjadi penilaian dari Kevin tentang Indonesia. Diantaranya banyaknya masyarakat yang buang sampah sembarangan. Sambil memberi contoh seperti di kota Pasuruan yang mana merupakan tempat tinggal istrinya begitu banyak masyarakat dengan santai membuang sampah disungai. Jelas ini salah satu penyebab banjir, harusnya aturan dari Pemerintah itu dipatuhi bukan dilanggar ujarnya.

Kevin bersama istrinya Ulfa (Dokumentasi Pribadi)
Kevin bersama istrinya Ulfa (Dokumentasi Pribadi)
Selama berada di Indonesia, Kevin sudah mengunjungi beberapa tempat diantaranya mulai Surabaya, Yogyakarta, Pasuruan hingga Bali. Selain itu Kevin sempat juga sempat mengomentari soal Lapindo katanya sangat sedih kalau mendengar ceritanya. Untuk di Surabaya sempat berkunjung ke Suramadu hingga Monumen Kapal Selam.

Kevin lagi didalam kapal selam Pasopati (Dokumentasi Pribadi)
Kevin lagi didalam kapal selam Pasopati (Dokumentasi Pribadi)
Kekaguman Kevin terhadap Monkasel bisa dilihat ketika membaca secara seksama hingga menonton Diorama tentang sejarah dari KRI Pasopati. Selama berada didalam kapal selam tersebut Kevin mengamati tiap ruangan mulai dari Ruangan Terpedo haluan hingga Ruangan Terpedo Buritan. Keberadaan Monkasel ini berada disamping salah satu sungai utama di Surabaya yaitu Kalimas. Menurut Kevin Monkasel bisa menjadi sarana pendidikan sekaligus menghibur bagi anak-anak.

Kevin lagi berada di Monkasel (Dokumentasi Pribadi)
Kevin lagi berada di Monkasel (Dokumentasi Pribadi)
Kevin berpesan agar Indonesia mampu menjaga semua menjadi aset budaya. Harus bisa saling menghormati dan menghargai terhadap perbedaan. Sambil bercanda Kevin akhirnya meminta untuk oleh-oleh yang dibawa ke Kanada adalah kopi Toraja dan Jawa saja.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun