Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX dan Pekan Paralimpik Nasional (Peparnas) XV/2016 Jawa Barat yang sudah dimulai sejak beberapa hari lalu akhirnya dibuka secara resmi oleh Presiden RI, Joko Widodo, Sabtu (17/9/2016) malam WIB. Upacara pembukaan berlangsung meriah di Stadion Gelora Bandung Lautan Api. Pesta kembang api dan bunyi sirene yang ditekan Jokowi menandai awal dan akhir upacara meriah tersebut.
Menyaksikan upacara tersebut kita seperti dibawa terbang ke Rio de Janeiro, tempat perhelatan Olimpiade musim panas yang belum lama berakhir. Bedanya ajang tersebut melibatkan jauh lebih banyak peserta dari seantero jagad.
Pada upaca pembukaan kali ini hadir sejumlah pejabat tinggi negara. Selain Jokowi yang didampingi ibu negara Iriana, terlihat pula Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani, Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi, dan Ketua KONI Tono Suratman. Tak ketinggalan para gubernur seluruh provinsi turut ambil bagian.
Selain pesta kembang api, video maping dan permainan cahaya membuat acara semakin semarak. Selain itu ada tari-tarian yang dikoreografi oleh Lalan Ramlan. Tak hanya bertema olahraga, upacara pembukaan ini pun menyebarkan pesan cinta lingkungan. Tampilan gunung, rimba, laut, dan pantai merepresentasi sematan nuansa ekologis.
Keberpihakan pada isu-isu lingkungan dipertegas dengan kehadiran Lala dan Lili yang menjadi maskot PON Jabar. Keduanya adalah representasi Surili, sejenis kera (Presbytis comata) yang merupakan primata asli Jawa Barat. Saat ini keberadaan mereka tengah dalam bahaya karena jumlah populasinya semakin berkurang.
Kehadiran para legenda tersebut bukan tanpa alasan. Sesuai tema PON kali ini, para peserta seakan diingatkan bahwa mereka sedang berkompetisi dan berjuang untuk “Berjaya di Tanah Legenda.”
Di barisan berikutnya satu per satu kontingen menunjukkan diri. Menariknya mereka tampil dengan pakaian tradisional dalam aneka sentuhan baik tradisional maupun modern. Memperjelas identitas mereka layar besar menampilkan peta provinsi dari setiap kontingen.
Melihat defile kontingen membuat kita terbayang pada penampilan memukau para atlet Indonesia di upacara pembukaan Olimpiade Rio. Saat itu mereka tampil dengan kostum menawan yang mengundang perhatian luas.
Acara pembukaan yang dikemas secara apik diisi juga dengan penampilan karateka cilik Lala Diah Pitaloka. Menerima api dari Risa Suseanty, Lala pun menyulutnya ke kalderon. Istimewanya, api tersebut diambil dari api abadi di Indramayu dan telah diarak melewati kabupaten dan kota se-Jawa Barat sejauh lebih dari 1000 km. Api kalderon yang menyala sekaligus menandai dimulainya pesta olahraga empat tahunan itu.