Laga Barcelona kontra Malaga pada jornada kedua di Nou Camp, Minggu (30/08/2015) dini hari tadi menjadi momen reuni bagi trisula maut MSN (Messi, Suarez dan Neymar). Neymar yang baru saja pulih dari gondok kembali mengambil tempat di sektor kiri yang sementara waktu ditempati Rafinha. Di barisan belakang Sergi Roberto menempati posisi yang ditinggalkan Dani Alves yang tengah mengalami cedera ringan.
Namun bukan MSN yang musim lalu menjadi pencetak gol tersubur di Eropa menjadi penentu kemenangan tim. Bukan pula Messi yang sebelum laga ini mempertontonkan trofi tingkat Eropa yang baru saja diraih di Monaco. Â Tetapi Thomas Vermaelen. Ya, pemain yang hampir saja patah arang setelah dibekap cedera panjang saat hendak berbulan madu dengan klub baru.
Pemain asal Belgia ini harus menunggu hampir satu tahun penuh untuk bisa merumput setelah didera serangkaian cedera sejak didatangkan dari Arsenal pada musim panas lalu. Absennya Gerard Pique karena suspensi membuka kans baginya untuk tampil dalam dua laga terakhir. Pemain 29 tahun ini langsung menjawab kepercayaan pelatih Luis Enrique dengan gol penting.
Dengan tanpa menafikan peran para pemain Barcelona lainnya. Vermaelen tampil nyaris tanpa cela. Bersama Jordi Alba, Javier Mascherano dan Sergi Roberto, pemilik nomor 23 ini tak hanya menjadi benteng pertahanan Blaugrana. Ia juga turut merangsek ke lini depan. Tiga shot on target dan satu dari antarnya berbuah gol lebih dari cukup bagi seorang pemain belakang.
Vermaelen berhasil memenangkan lima duel di wilayah pertahanan, melakukan lima intersep, membuat 6 clearence dan memenangkan 76 sentuhan serta melepaskan 60 umpan dan tingkat akurasinya tak kalah seperti Andres Iniesta, mencapai 95 persen.
Lini serang  telah memainkan peran dengan baik meski gol cepat Luis Suarez di menit keempat dianulir wasit karena dianggap telah lebih dulu melanggar Marcos Alberto Angeleri. Messi yang baru saja memenangkan gelar pemain terbaik Eropa (menyisihkan Suarez dan Cristiano Ronaldo) beberapa kali mengancam gawang Idriss Carlos Kameini namun kegemilangan kiper Kamerun itu meluputkan timnya dari rentetan kebobolan.
Barcelona mungkin tak harus menunggu hingga babak kedua untuk memecah kebuntuan. Selain gol cepat Suarez di awal babak pertama, El Barca beberapa kali melakukan protes terhadap keputusan wasit di antaranya ketika Miguel Torres dianggap melakukan handball dan Angeleri melanggar Suarez di area terlarang. Namun wasit Jaime Latre bergeming. Keputusan yang tepat, sekaligus petunjuk untuk membuka jalan bagi ‘si anak hilang’ Vermaelen untuk menunjukkan bahwa ia telah kembali. Bahkan siap untuk menggantikan Pique sekalipun.
Â