Kiprah Indonesia di edisi pertama Kejuaraan Asia Bulu Tangkis Beregu Campuran atau Asia Mixed Team Championships 2017 harus terhenti di delapan besar. Berkekuatan sebagian besar pemain muda, Indonesia harus mengakui keunggulan Jepang, 3-2, yang tampil dengan amunisi terbaik.
Pada perebutan tiket semi final di Ho Chi Minh, Vietnam, Jumat (17/2) siang, Indonesia kembali melakukan perubahan formasil. Muhammad Bayu Pangisthu yang tampil di partai pertama saat menghadapi Sri Lanka kembali diturunkan di nomor tunggal putra menggantikan Firman Abdul Kholik yang menuai hasil negatif saat menghadapi Malaysia.
Di nomor tunggal putri pun demikian, Hanna Ramadhini mendapat kepercayaan lagi, meski di laga kedua kemarin Gregoria Mariska juga mencatatkan kemenangan atas pemain Malaysia. Ketika dihubungi melalui pesan singkat, pelatih tunggal putri Minarti Timur mengaku sengaja tidak menurunkan Jorji, sapaan Gregoria, karena sedang dalam kondisi tidak fit.
Di nomor ganda putra Angga Pratama/Ricky Karanda yang beristirahat saat menghadapi Malaysia mengambil tempat Ade Yusuf/Wahyu Nayaka Arya Pankaryanira. Anggia Shitta Awanda kembali dipasangkan dengan Tiara Rosalia Nuraidah yang menggantikan Ni Ketut Mahadewi Istarani.
Perubahan tandem juga terjadi di nomor ganda campuran. Edi Subaktiar yang di dua partai sebelumnya berpasangan dengan Gloria Emanuelle Widjaja kali ini dipasangkan dengan Annisa Saufika.
Perubahan formasi ini berbuah manis di dua nomor pertama. Indonesia berhasil mencuri dua poin pertama melalui ganda putra dan tunggal putri. Angga/Ricky membuka keunggulan Merah Putih setelah melewati hadangan Takeshi Kamura/Keigo Sonoda. Pasangan berperingkat tujuh dunia itu menang rubber set 22-20 12-21 21-14 atas pasangan rangking tiga dunia dalam tempo 53 menit.
“Game pertama kami unggul di bola-bola akhir. Kami bisa tampil percaya diri di akhir game pertama. Tapi di game dua, mereka merubah pola main, dan kami kalah angin,” ungkap Ricky memberi evaluasi seperti dilansir badmintonindonesia.org.
Bagi Angga/Ricky kemenangan ini menjadi pembalasan atas kekalahan telak dua game langsung 15-21 9-21 di turnamen penutup tahun 2016 di Dubai, BWF World Super Series Finals. Kedua pasangan sudah tujuh kali bertemu. Hasil positif ini sekaligus mempertajam catatan kemenangan dalam sejarah pertemuan kedua pasangan menjadi 5-1.
Awal yang bagus terus berlanjut di partai kedua. Hanna tampil luar biasa saat menghadapi Sayaka Sato. Meski rangking dunia Hanna tertinggal dari Sato, pemain 21 tahun asal Tasikmalaya itu jatuh bangun meladeni Sato yang berperingkat 19 dunia. Hanna, beperingkat 37 dunia, mampu merebut kemenangan dua game langsung, 21-18 23-21.
Hanna sekaligus mengimbangi Sato dalam catatan pertemuan. Di pertemuan pertama di Badminton Asia Championships 2016 Hanna kalah 12-21 dan 12-21 dari pemain 25 tahun itu. Bagi Jepang, hasil ini tentu tidak diharapkan, malah mendatangkan kekecewaan karena sejatihnya Negeri Matahari Terbit itu memiliki Akane Yamaguchi yang duduk di rangking enam dunia.