Indonesia berhasil menjaga tren positif di kandang sendiri dalam ajang turnamen bulu tangkis level international series yang baru saja berakhir di GOR Sudirman, Surabaya, Minggu (14/05/2017). Turnamen yang menyediakan total hadiah 10.000 USD itu digelar sejak sepekan lalu dan kembali menempatkan Indonesia sebagai peraih gelar terbanyak.
Seperti tahun lalu, Indonesia kembali mengirim wakil terbanyak dan tersebar di semua nomor. Bahkan di dua nomor terjadi pertarungan sesama pemain Indonesia. Bedanya tahun lalu “all Indonesian final” terjadi di nomor ganda putri dan ganda campuran. Sementara tahun ini perang saudara terjadi di sektor tunggal putra dan ganda putra.
Meski mengirim wakil di semua nomor Indonesia gagal menyapu bersih gelar. Beberapa pemain asing masih terlalu tangguh untuk dikalahkan, termasuk berstatus non unggulan. Hal ini terjadi di nomor tunggal putri dan ganda putri. Di dua nomor ini wakil Indonesia menyandang status unggulan tetapi gagal mencapai klimaks.
Gregoria Mariska Tunjung harus memberi gelar pembuka kepada Malaysia. Unggulan tiga ini gagal menumbangkan pemain non unggulan Selvaduray Kisona. Bertarung tiga game dengan durasi satu jam, Jorji, sapaan Gregoria, menyerah dengan skor 10-21 21-16 21-19.
Kekalahan Jorji ini tentu diluar perkiraan. Meski begitu menjadi pelajaran berarti bagi Jorji. Apalagi remaja 17 tahun ini akan tampil di event lebih besar. Ia akan menjadi bagian dari tim Indonesia yang akan bertanding di Piala Sudirman 2017 di Gold Coast, Australia, 21-28 Mei mendatang.
Di kejuaraan beregu campuran itu wanita kelahiran Wonogiri ini menjadi harapan di nomor tunggal putri bersama Fitriani dan Dinar Dyah Ayustine. Saat Jorji tampil di Surabaya skuad Merah Putih sempat menggelar simulasi di Pelatnas PBSI Cipayung. Sehingga turnamen ini menjadi bagian dari pemanasan sebelum tampil di Australia nanti.
Nasib serupa dialami pasangan ganda putri. Lagi-lagi wakil Negeri Jiran mampu membuat status unggulan wakil Indonesia tak berarti. Fie Cho Soong/Jing Yi Tee menggasak unggulan dua Dian Fitriani/Nadya Melati. Pertarungan rubber set berdurasi lebih dari satu jam berakhir dengan skor 21-16 16-21 21-19.
Shesar Hiren Rhustavito yang turun di partai kedua memberi gelar pertama bagi Indonesia. Unggulan dua ini hanya butuh waktu tujuh menit untuk mengklaim gelar setelah pemain senior Dionysius Hayom Rumbaka memilih mundur. Saat laga tersebut berakhir dini Shesar sementara unggul dengan skor 11-4.
Situasi berbeda terjadi pada pertarungan sesama pemain Indonesia lainnya. Wahyu Nayaka Arya Pangkaryanira/Ade Yusuf Santoso harus berduel selama satu jam sebelum merebut gelar ganda putra dari Kenas Adi Haryanto/Moh Reza Pahlevi Isfahani. Pertarungan antara Wayu/Ade yang menempati unggulan delapan dengan lawannya yang dijagokan di tempat keenam itu berkesudahan dengan skor 21-18 16-21 21-19.
Indonesia harus menyerahkan gelar ganda campuran kepada satu-satunya wakil China di partai final.Sekalipun menempati unggulan tiga, Lukhi Apri Nugroho/Ririn Amelia tak kuasa membendung agresivitas Ou Xuanyi/Lin Liu. Lukhi/Ririn sempat memberi perlawanan ketat kepada pasangan non unggulan itu di game pertama. Namun situasi berbanding terbalik di game kedua. Pertarungan kedua pasangan menjadi yang paling cepat dari semua partai. Laga selama setengah jam itu berakhir dengan skor 22-20 dan21-11.
Dengan demikian Indonesia harus puas dengan dua gelar, satu gelar lebih sedikit dari tahun lalu, serta lima runner-up. Malaysia mengalami peningkatan setelah hanya pulang dengan satu gelar pada edisi sebelumnya. Sementara Jepang yang tahun lalu meraih satu gelar di nomor tunggal putri gagal mengulangi pencapaian. Sebagai gantinya satu dari tiga gelar yang lepas dari tangan Indonesia jatuh ke tangan China.