Indonesia berharap banyak pada dua ganda untuk mengatasi paceklik gelar di turnamen Korea Open Super Series tahun ini. Dari 32 wakil Merah Putih, tersisa ganda campuran Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir dan ganda putri Greysia Polii/Nitya Krishinda Maheswari di partai puncak.
Kedua harapan Indonesia ini melenggang ke partai puncak setelah melewati pertarungan di babak empat besar. Owi/Butet yang masih menjadi andalan Indonesia di sektor ganda campuran tak menemui kesulitan saat mengatasi perlawanan pasangan suami istri asal Inggris Chris Adcock/Gabrielle Adcock.
Owi/Butet hanya butuh kurang dari 30 menit untuk menyudahi laga dengan skor 21-9 dan 21-15. Inilah kemenangan keenam Owi/Butet atas Chris/Gabrielle dalam delapan pertemuan terakhir. Pertemuan terakhir kedua pasangan terjadi di Australian Open 2015 lalu, Owi/Butet pun tanpa kesulitan melewati hadangan wakil Inggris itu.
Sementara itu Greysia/Nitya berhasil menggulung pasangan kembar asa Tiongkok Luo Ying,/Luo Yu. Andalan Indonesia di sektor ganda putri ini mampu menyudahi laga setelah berjuang selama kurang lebih 89 menit dengan skor 21-18, 17-21 dan 21-13.
Kemangan ini membuat skor pertemuan kedua pasangan menjadi 3-1 untuk Greysia/Nitya.Pertemuan terakhir terjadi di Chinese Taipei Open 2015 yang dimenangkan Greysia/Nitya dengan skor 21-17 dan 21-17.
Balas dendam dan laga perdana
Kedua wakil Merah Putih ini akan menemui hambatan masing-masing untuk membawa pulang gelar juara. Owi/Butet kembali bertemu musuh bebuyutannya asal Tiongkok Zhang Nan/Zhao Yunlei.
Ini menjadi pertemuan keenam bagi kedua pasangan. Secara statistik pertemuan Owi/Butet kurang diuntungkan karena keduanya belum sekalipun menang atas unggulan teratas itu. Jika bermain tenang, fokus dan menghindari kesalahan sendiri, bukan tidak mungkin Owi/Butet bisa Berjaya.
Harapan terbesar Indonesia untuk meraih gelar diletakkan di pundak Greysia Polii/Nitya Krishinda Maheswari. Pasalnya lawan yang akan dihadapi merupakan pasangan baru non unggulan asal Korea Selatan Chang Ye Na/Lee So Hee. Kemangan atas unggulan kedua di babak semifinal menjadi modal bagus bagi Greysia/Nitya untuk menghadapi andalan tuan rumah.
Di atas kertas Greysia/Nitya jauh lebih diunggulan. Namun pasangan yang diunggulkan di tempak kelima ini tak bisa lengah, mengingat wakil Korea itu ingin menorehkan catatan sejarah di hadapan publik sendiri.
Kedua pasangan belum pernah bertemu. Referensi Greysia/Nitya atas sang lawan pun amat minim. Namun bila keduanya mampu mempertahankan permainan saat menghadapi pasangan kembar Tiongkok di empat besar, maka peluang untuk mengakhiri puasa gelar Indonesia di Korea Open bisa terwujud.