Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir gagal mempertahankan gelar Super Series Premier Malaysia Open. Peraih emas Olimpiade Rio itu kandas di tangan pasangan China, Lu Kai/Huang Yaqiong, dengan skor 8-21, 16-21. Pertandingan yang berlangsung di Stadium Perpaduan, Kuching, itu berlangsung 37 menit.
Penampilan Owi/Butet hari ini berbeda dengan laga perdelapan final saat mereka mengandaskan Choi Solgyu/Chae Yoo Jung 16-21, 23-21, 22-20 dalam tempo 82 menit. Bisa jadi stamina telah terkuras setelah melakoni pertandingan hingga larut malam. Sementara pagi harinya harus segera bersiap untuk beradu di semi final.
Owi/Butet menyayangkan susunan jadwal pertandingan yang diaggap merugikan. Alih-alih mengeluarkan penampilan terbaik yang terjadi malah sebaliknya. Alhasil catatan sempurna di enam pertemuan sebelumnya ternoda.
“Penampilan kami hari ini memang bisa dibilang underperformed. Dari segi tenaga, pertandingan di perempat final sangat menguras energi, kami berharap dapat recovery dan istirahat lebih lama, tetapi kami kaget saat melihat jadwal pertandingan. Semalam kami sampai hotel jam 12 malam, dan hari ini dari pagi sudah harus bersiap tanding lagi,” beber Liliyana kepada badmintonindonesia.org.
Meski begitu keduanya harus mengakui performa pasangan China yang sedang on fire. Dalam sebulan terakhir unggulan empat itu berhasil merebut dua gelar yakni di All England dan India Open.
Dengan kemenangan ini China pun mengambil alih posisi Indonesia sebagai juara nomor ganda campuran. Di partai final, Minggu (9/4) besok akan terjadi final sesama pemain China. Lu/Huang akan berebut gelar dengan unggulan pertama Zheng Siwei/Chen Qingchen, yang menghempaskan rekan senegaranya Zhang Nan/Li Yinhui, 21-19 dan 21-14.
Skor pertemuan menempatkan Chen/Zheng sebagai unggulan. Keduanya meraih lima kemenangan dalam tujuh pertemuan. Namun kekalahan di India Open pekan lalu membuat Cheng/Zhen harus mewaspadai kompatriotnya yang sedang dalam tren positif.
China kembali lagi
China akhirnya kembali mengirim wakilnya di final setelah menjadi penonton di dua turnamen super series sebelumnya. Yaqiong/Tang Jinhua sukses membekuk unggulan lima dari Korea Selatan Chang Ye Na/Lee So Hee dalam pertarungan melelahkan selama satu jam dan 23 menit.
Kemenangan 22-20 18-21 dan 21-16 ini memberi arti tersendiri bagi pasangan China itu. Di satu sisi keduanya mampu menumbangkan wakil Korea Selatan yang lebih diunggulkan dan merupakan juara All England. Di sisi lain, menambah rekam jejak positif bagi Huang Yaqiong. Ini adalah final ketiga di turnamen super series bagi pemain 23 tahun itu dengan dua dari antaranya sukses menjadi juara.