[caption caption="Gambar:independent.co.uk"][/caption]
Jurgen Klopp tengah menikmati bulan madu bersama Liverpool. Lebih tepatnya eks manajer Borussia Dortmund ini tengah dilanda dilema: sambutan gegap gempita publik Merseyside di satu sisi dan ekspektasi tinggi di sisi lain.
Si Merah berharap sentuhan tangan dingin Klopp berlanjut ke Anfield setelah sebelumnya mampu mengangkat Die Borussien dari keterpurukan finansial dan prestasi. Namun Klopp bukan Tuhan yang bisa menjadikan segala sesuatu dalam sekejap. Klopp pun bukan dewa penyelamat yang bisa dengan mudah memainkan sihir dan sulap.
Ada jalan kemanusiaan yang harus dilalui pria berkaca mata itu. Beberapa dari antaranya menyusun strategi tepat dan meracik komposisi yang jitu, sebagaimana telah ditunjukkannya di Westfalenstadion. Sebagai bagian dari misi perubahan itu, pantaskah mantan anak asuhnya, Robert Lewandowski diboyong ke Anfield?
Gara-gara Abu
[caption caption="Robert Lewandowski saat berseragam Lech Poznan"]
Saat ini Lewandowski tengah booming. Pemain 27 tahun ini menjadi salah satu ujung tombak maut di Eropa. Bahkan di pentas kualifikasi Euro 2016, Lewandowski menjadi yang tersubur.
Pemain internasional Polandia telah mencetak 22 gol dalam 15 laga baik bersama Bayern Muenchen maupun timnas. Namun di balik kegemilangannya saat ini, Lewandowski tak bisa melupakan Klopp.
Ya di tangan Klopp, Lewandowski mendapat kepercayaan dan kesempatan untuk menunjukkan tajinya. Lewandowski sendiri mengaku dengan jujur kontribusi penting Klopp bagi kenaikan dramatis penampilannya.
“Jurgen Klopp sangat penting bagi karir Robert dan ia sangat berterima kasih atas kepercayaan dan kerjasama,”ungkap salah satu sumber yang sangat dekat dengan Lewandowski.
Manajer West Ham Sam Allardyce masih belum bisa melupakan pengalaman pada 2010 lalu. Saat menangani Blackburn Rovers, ia hampir saja mengikat Lewandowski dari klub Polandia, Lech Poznan.