Indonesia berhasil mempertahankan gelar juara umum di turnamen Indonesian Masters yang baru saja berakhir di Gedung Dome, Balikpapan. Pada turnamen level grand prix gold ini, dua wakil Merah Putih yang lolos ke final berhasil mencapai podium tertinggi.
Pada turnamen serupa tahun lalu di Malang, Jawa Timur, Indonesia berhasil menyabet tiga gelar masing-masing dari tunggal putra lewat Tommy Sugiarto, Berry Angriawan/Rian Agung Saputro (ganda putra) serta ganda campuran Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir. Tahun ini giliran ganda campuran Ronald Alexander/Melati Daeva Oktavianti dan Wahyu Nayaka Arya Pankaryanira/Kevin Sanjaya Sukamuljo yang mempersembahkan gelar.
Ronald/Melati menjadi juara setelah mengalahkan wakil Malaysia Kian Meng Tan/Pei Jing Lai dua game langsung 21-16 dan 21-17. Penampilan pasangan nomor 19 dunia benar-benar mencapai klimaks setelah meraih kemenangan demi kemenangan dari babak pertama. Saat terlibat 'perang saudara' di semi final kemarin, keduanya tampil meyakinkan. Hafiz Faisal/Shela Devi Aulia pun menyerah kalah straight set, 22-20 dan 21-16.
Menjumpai Kian/Pei yang diunggulkan di tempat ketiga, sebagai unggulan kedua Ronald/Melati benar-benar unjuk gigi. Sejak awal pertandingan keduanya tidak memberikan kesempatan sedikitpun kepada wakil Negeri Jiran itu untuk mengembangkan permainan.Bermain fokus dan sejauh dapat tak memberikan ruang kepada lawan untuk melancarkan smes, benar-benar diperagakan. Mengingat Kian Meng Tan memiliki kemampuan smes menukik, pilihan tidak mengangkat bola tepat adanya.
Ini menjadi gelar pertama keduanya di tahun ini setelah terakhir kali menjuarai Chinese Taipei Grand Prix 2015. Sekaligus menebus kegagalan di ajang serupa tahun lalu. Saat itu, Ronald/Melati tersisih di babak kedua usai dibekuk senior sekaligus sang juara Owi/Butet, sapaan Tontowi/Liliyana.
“Yang pasti bangga dan senang. Latihan tiap hari nggak sia-sia. Kami memenuhi target, karena datang juga sebagai unggulan dua. Yang pasti tidak dijadikan beban buat kami,” tandas Ronald dikutip dari badmintonindonesia.org.
Kemenangan atas unggulan dua yang juga rekan sepelatnas di semi final, Angga Pratama/Ricky Karanda Suwardi, membuat keduanya semakin percaya diri saat tampil di final. Terlebih lawan yang dihadapi bukanlah unggulan.
Seperti saat melibat Angga/Ricky, pasangan pendatang baru ini bermain agresif dan tanpa beban sejak awal. Serangan demi serangan terus dilancarkan sehingga membuat wakil Tiongkok kesulitan mengembangkan permainan. Mengendalikan dan menguasai jalannya pertandingan akhirnya disempurnakan dengan kemenangan.
“Awal pertandingan masih grogi karena lama nggak bertanding, tapi jadi terbawa motivasi sendiri aja dulu. Mumpung dapet pasangan yang bagus, saya usahakan semaksimal mungkin yang saya bisa,” ungkap Wahyu.