Nasib para pemain muda Indonesia di Kejuaraan Dunia Junior (WJC) 2016 di Bilbao, Spanyol saling bertolak belakang. Hasil kurang meyakinkan di kategori beregu campuran untuk memperebutkan Piala Suhadinata berhasil ditebus di sektor perorangan. Bila pada tiga edisi sebelumnya Indonesia berhasil menjadi finalis beregu campuran, kali ini Merah Putih harus puas berada di rangking lima setelah kalah di babak perempatfinal dari Malaysia.
Sementara di kategori individual, pada tahun sebelumnya, Indonesia hanya membawa pulang satu medali perunggu melalui Fachriza Abimanyu/Apriani Rahayu dari nomor ganda campuran, pada tahun ini pencapaian Indonesia sedikit lebih baik.
Hingga babak semi final usai pada Sabtu (12/11) Indonesia sudah dipastikan merebut dua medali. Medali pertama disumbangkan ganda putri Jauza Fadhila Sugiarto/Yulfira Barkah. Jauza/Yulfira terhenti di semifinal di tangan unggulan dua dari Jepang Sayaka Hobara/Nami Matsuyama sehingga harus puas dengan medali perungguh.
Menempati unggulan delapan Jauza/Yulfira sudah memberikan perlawanan maksimal.Namun wakil Negeri Matahari Terbit itu tampil lebih baik dan menang straight set 21-14 dan 21-13. Kekalahan wakil Indonesia ini tak lepas dari faktor stamina yang sudah terkuras saat melakoni pertandingan sengit selama 85 menit menghadapi pasangan Jepang lainnya, Seong Ah Yeong/Seong Na Yeong.
“Di lapangan tadi rasanya kaki cukup berat, memang staminanya tidak sama dengan kemarin. Pertandingan kemarin memang sangat melelahkan,” aku Yulfira dikutip dari badmintonindonesia.org.
Selain soal ketahanan fisik, pasangan Indonesia juga terlihat berada dalam tekanan sejak awal pertandingan. Keduanya sulit meladeni permainan cepat dan taktis. Ditambah lagi Yulfira/Jauza kerap alpa mengantisipasi partner lawan yang kidal.
“Ditambah lawan juga salah satunya pemain ganda campuran, bola-bolanya sulit diatasi, ditambah kami juga sering lupa kalau parternya kidal,” tambahnya.
Meski demikian pencapaian ini sudah melebihi ekspektasi, baik dari tim maupun keduanya. Keduanya baru dipasangkan, namun sudah mampu mempersembahkan medali perunggu.
“Ini pertama kali kami bermain berpasangan, tetap bersyukur bisa meraih perunggu. Semoga kedepannya bisa jauh lebih baik lagi,” tambah Yulfira.
Selain satu medali perunggu, satu medali lainnya berasal dari tunggal putra, Chico Aura Dwi Wardoyo. Di luar dugaan remaja kelahiran Jayapura, Papua ini mampu menembus babak final setelah menyingkirkan unggulan dua dari Malaysia Lee Zii Jia dua game langsung 21-18 dan 21-18.