Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Bola

Chelsea: Antara Lihai Berbisnis Pemain dan Penyesalan Terlambat

13 Oktober 2015   11:43 Diperbarui: 13 Oktober 2015   11:43 1010
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kita masih ingat betapa besarnya belanja pemain Liga Primer Inggris musim panas ini. Salah satu kompetisi elit di benua biru itu total membelanjakan 870 juta poundsterling, jumlah terbanyak di semua liga Eropa dan rekor baru dalam sejarah sepakbola dunia.

Tak banyak yang tahu bahwa sepanjang bursa transfer itu, klub-klub tak hanya membeli pemain secara permanen. Ada pula yang mendapat amunisi baru secara gratis, dan ada juga yang merogoh kocek tak begitu besar hanya untuk membayar biaya peminjaman.

Chelsea mengeluarkan 38 juta poundsterling untuk berbelanja dan menjadi yang tertinggi keempat di Liga Primer Inggris. Namun siapa sangka juara bertahan di kompetisi negeri ratu Elisabeth itu paling banyak mengirim pemainnya ke klub lain. Nathaniel Chalobah yang dipinjamkan ke klub Serie A, Napoli menjadi pemain ke-33 yang ‘disekolahkan’ ke sejumlah klub Eropa.

London Biru tentu punya alasan dan pertimbangan tersendiri. Alasan teknis yang mengemuka, tak  semua pemain bisa didaftarkan di pentas Liga Primer Inggris. Dengan  skuad yang begitu gemuk, apalagi setelah kedatangan sejumlah pemain baru, otomatis Chelsea lebih memilih untuk memberi mereka jam terbang di klub-klub lain ketimbang mengirim mereka ke tim di bawahnya.

Berada di klub lain dan di kompetisi berbeda membuat seoran pemain gampang dilihat. Siapa tahu ada dari antara mereka bisa tampil baik dan menjadi bintang di masa depan. Hitung-hitung nilai ekonomisnya juga akan bertambah.

Perhitungan investasi teknis dan bisnis pun saling berkelindan. Kita masih ingat riwayat kiper utama Chelsea saat ini, Thibaut Courtois. Penjaga gawang timnas Belgia ini sempat ‘disekolahkan’ ke klub La Liga, Atletico Madrid setelah dibeli dari Genk pada tahun 2011 dengan harga 5 juta poundsterling. Setelah tiga musim bermain di kompetisi utama Spanyol, bakat dan kemampuan kiper jangkung ini meningkat pesat dan menarik minat sejumlah klub elit Eropa.

 Atletico sendiri tak bisa berkutik untuk mempertahankannya meski rela merogoh kocek dalam-dalam untuk mengikatnya di Vicente Calderon. Los Colchoneros pun membiarkannya pergi dan pada gilirannya harus sadar diri mereka tak punya hak atas Courtois. Alhasil ia pun diboyong kembali ke Stamford Bridge di puncak performa terbaiknya.

Naluri bisnis The Blues tampak  jitu, membeli Romelu Lukaku di usai belia dan mendapat keuntungan ganda di saat pemain tersebut dewasa dan matang setelah dipinjamnkan ke West Bromwich Albion dan Everton. Chelsea mendapat keuntungan bersih 10 juta poundsterling setelah melego pemain internasional Belgia itu kepada The Toffees pada 2014.

Adilkah?

Chelsea dengan neraca keuangan  yang begitu sehat untuk mengatakan ‘gemuk’ tentu akan semakin diuntungkan dengan sistem seperti ini. Klub London Barat itu membeli banyak pemain dengan harga ‘murah’ di usia muda, mengirim mereka ke klub-klub lain untuk diasah lantas dipetik saat ‘matang’.

Satu-satunya aturan yang membatasi ruang gerak peminjaman pemain hanyalah kuota para pemain lokal. Sepakbola Inggris hanya mengizinkan empat pemain lokal dipinjam dalam satu musim. Asumsi aturan ini tentu ingin melindungi para pemain Inggris sendiri agar bisa menjadi tuan di negeri sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun