Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Brexit dan Wajah Baru Sepak Bola Inggris

25 Juni 2016   10:56 Diperbarui: 26 Juni 2016   12:18 1138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi dari Eurosport.com

“Sekarang mungkin tim untuk memenangkan trofi telah pergi, tetapi kami tim yang lebih baik dan lebih sukses karena kiper Denmark, Peter Schmeichel, kepemimpinan seorang Irlandia Roy Keane dan keterampilan seorang Perancis Eric Cantona.”

Itu adalah sebagian dari “curhat” David Beckham di jejaring facebook menanggapi referendum di tanah kelahirannya, Inggris. Dikutip dari BBC.com, pemain yang mengemas 115 caps bersama The Three Lions, sudah merasakan secara langsung bagaiman indah dan pentingnya persekutuan Inggris dan negara-negara Eropa lainnya.

Hal itu terbukti saat ia masih aktif sebagai pesepakbola. Kala membela Manchester United selama satu dekade, Becks--julukan Bekcham-- pernah merasakan kontribusi para pemain dari negara-negara lain yang membawa kejayaan Setan Merah seperti pada periode 1990-an.

Bersama Peter Schmeichel yang kokoh di bawah mistar gawang, Roy Keane yang sangat tangguh sebagai gelandang bertahan dan karismatik dalam memimpin, serta si Perancis kontroversial, Eric Cantona yang berbahaya di lini serang, mereka mampu menancapkan kuku sebagai penguasa Benua Biru. Sebagian dari deretan prestasi yang mereka ukir yakni saat meraih treble alias tiga gelar pada tahun 1999.

Selain itu, Beckham masih merasakan kemudahan saat malang melintang di Eropa setelah meninggalkan Old Trafford pada 2003. Pria bernama lengkap David Robert Joseph Beckham itu sama sekali tak mengalami kesulitan berpindah-pindah dari satu negara ke negara lain.  

“Saya juga mendapat keistimewaan saat bermain dan tinggal di Madrid, Milan dan Paris dengan rekan tim dari seluruh Eropa dan dunia.”

Tiga tahun di Spanyol bersama Real Madrid (2003-2007), dua kali jadi pemain pinjaman AC Milan (2009 dan 2010) setelah merumput di MLS bersama LA Galaxy, sebelum gantung sepatu di ibu kota Perancis bersama Paris Saint Germain tiga tahun kemudian, Beckham mengaku ia dan keluarganya benar-benar diterima oleh masyarakat setempat dan mendapat kesempatan untuk menikmati suguhan budaya berbeda. Kemudahan untuk menjangkau keberbedaan itu benar-benar memperkaya Beckham.

David Beckham saat berseragam Real Madrid/bbc.com
David Beckham saat berseragam Real Madrid/bbc.com
Namun, kondisi serupa yang dialami Beckham bisa saja tak akan terulang lagi setelah Inggris, melalui referendum, memilih “bercerai” dari Uni Eropa. 

Kemenangan kubu Brexit atas Bremain melalui proses pemilihan yang emosional, menegangkan dan ketat, oleh banyak pihak diklaim akan memberikan dampak turunan. Seperti yang dikatakan Beckham di atas, konsekuensi pemisahan itu bakal dirasakan pula oleh sepak bola Inggris dan Eropa.

Pertama, kebebasan bergerak terbatas. Bila dulu Beckham bisa leluasa bergerak dan berpindah dari satu klub ke klub Eropa, maka hasil referendum ini akan membatasi ruang gerak para pemain dari dan ke Inggris.

Para olahragawan umumnya dan pesepakbola khususnya yang mau berkarier di Inggris atau sebaliknya dengan sendirinya terikat pada regulasi dan izin. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun