Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Salah dan Inspirasi Ramadan dari Lapangan Hijau

9 April 2023   20:50 Diperbarui: 9 April 2023   21:11 1190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: https://twitter.com/Wesley_Fofanaa

 

"Hanya ingin berterima kasih kepada Liga Premier, juga CPFC, VGuaita, semua The Foxes yang mengizinkan saya berpuka puasa malam ini di tengah pertandingan."

Demikian kicauan Wesley Fofana di akun Twitter-nya tak lama seusai laga Leicester City versus Crystal Palace di Liga Premier Inggris.

Momen itu terjadi dua tahun lalu ketika Fofana masih menjadi pemain Leicester City. Bek tengah asal Prancis ini berterima kasih atas kesempatan yang memungkinkannya bisa berbuka puasa meski pertandingan belum benar-benar usai.

Bek tengah yang kini berbaju Chelsea itu secara khusus menyebut sejumlah pihak dalam unggahannya, mulai dari Liga Premier Inggris, lawan yang dihadapi yakni Crystal Palace, rekan-rekan setim, hingga sosok bernama Vicente Guiata.

Ya, nama yang disebutkan terakhir itu dengan sengaja menunda tendangan gawang tepat setelah pertandingan menginjak waktu setengah jam.

Sang penjaga gawang senior Crystal Palace bernama lengkap Vicente Guaita Panadero ingin memberi waktu kepada dua pemain muslim yang tengah berpuasa yakni Fofana dan Cheikhou Kouyate untuk mengisi energi setelah seharian menjalani puasa Ramadan.

Potret toleransi jelas terlihat di sini. Wasit yang memimpin pertandingan, Graham Scott pun taat pada kesepakatan awal sebelum pertandingan.

"Itulah yang membuat sepak bola indah," simpul Fofana di akhir cuitannya.

Sumber: https://twitter.com/Wesley_Fofanaa
Sumber: https://twitter.com/Wesley_Fofanaa

Langkah maju

Liga Premier Inggris adalah salah satu kompetisi paling ketat di jagad sepak bola dunia. Persaingan di antara para kontestan selalu menghadirkan tontonan menarik. Laga-laganya pun penuh kejutan.

Pihak pengelola seakan tak memberi waktu istirahat yang cukup kepada klub-klub peserta selama musim kompetisi.

Tradisi "Boxing Day" dalam arti tertentu menunjukkan betapa padatnya jadwal pertandingan. Sampai-sampai para pemain tidak diberi waktu istirahat saat libur Natal tiba. Jadwal sudah langsung menanti sehari setelah hari Natal.

Dalam iklim seperti itu, sedikit perubahan dengan mengizinkan para pemain Islam berpuka puasa di tengah pertandingan adalah sebuah langkah maju.

Contoh yang terjadi di atas adalah salah satu bukti betapa aroma toleransi sudah menembus sekat-sekat kompetisi yang ketat dan berhembus hingga lapangan hijau.

Tahun ini, melansir www.skysports.com (26/3/2023), pihak ofisial pertandingan meminta secara khusus memberikan kesempatan bagi pemain Muslim di Liga Inggris untuk berbuka puasa.

Bahkan ofisial pertandingan mengeluarkan panduan sebelum bulan suci Ramadan tiba. Jauh-jauh hari mereka bahkan sudah membuat daftar pertandingan yang berpotensi terjeda sesaat.

Setidaknya ada delapan pertandingan selama bulan puasa yang akan memberlakukan ketentuan khusus. Dimulai dengan pertandingan Leeds United versus Nottingham Forest pada 4 April, hingga pertemuan Arsenal kontra Southampton pada 21 April nanti.

Di antaranya ada beberapa pertandingan besar, seperti Chelsea versus Liverpool (4 April), Manchester United versus Brentford (5 April), dan Leeds United menghadapi Liverpool (17 April).

Ada jeda yang diizinkan dalam pertandingan selama pertandingan malam untuk memungkinkan pemain Muslim atau ofisial pertandingan untuk berbuka puasa sebelum melanjutkan tugasnya.

Saat waktu berbuka tiba, mereka akan bergerak ke tepi lapangan untuk mengonsumsi cairan atau suplemen energi.

Hal ini akan dibahas sebelum pertandingan, berikut durasi yang diizinkan. Perlu ada identifikasi pemain dan ofisial pertandingan yang tengah berpuasa. Sehingga pada waktunya tiba, bila disepakati, laga perlu dihentikan sementara untuk memberi kesempatan berbuka puasa.

Hanya saja, jeda ini tidak berlangsung secara serampangan. Saat bola tengah menggelinding permainan tidak akan dihentikan secara sengaja. Jeda baru berlaku saat momen tendangan gawang, tendangan bebas, atau lemparan ke dalam.

Seperti kita tahu, langkah yang ditempuh ini untuk mengakomodasi kepentingan spiritual para pemain dan pihak-pihak yang ambil bagian dalam pertandingan yang jumlah keseluruhan jelas tak bisa dibilang sedikit.

Sejumlah pemain top yang menghuni klub-klub papan atas seperti Mohamed Salah (Liverpool), Riyad Mahrez (Manchester City), dan N'Golo Kante (Chelsea) adalah para pemeluk teguh.

Mereka hampir pasti akan berpuasa selama Ramadan dengan tanpa mengabaikan kewajiban mereka sebagai pesepakbola profesional.

Laga Everton menghadapi Tottenham Hotspur pada 4 April 2023, wasit David Coote menghentikan pertandingan di menit ke-26 agar tiga pemain The Toffees yakni Andre Onana, Abdoulaye Doucoure, dan Idrissa Gueye bisa buka puasa.

Momen tersebut sesungguhnya memberikan manfaat bagi kedua tim. Para pemain bisa mengambil waktu istirahat untuk minum. Lalu, para pelatih bisa mencuri kesempatan untuk memberikan instruksi langsung kepada para pemain.

Penuh perhitungan

Memang keputusan tersebut mengandung konsekuensi berat. Laporan The Athletic melansir goal.com (8/4/2023), Wesley Fofana biasa bangun sebelum jam 2.30 pagi untuk sahur.

Bila demikian, seperti umat muslim lainnya, ia akan menjalani aktivitas tanpa makan dan minum selama lebih dari 12 jam.

Bisa dibayangkan tantangan mereka saat hari pertandingan tiba. Tuntutan pekerjaan mengharuskan mereka tetap bugar dan bisa tampil optimal di lapangan pertandingan.

Kepala kedokteran olahraga Crystal Palace Dr Zafar Iqbal menyebut secara ilmiah pilihan tersebut sungguh menantang setiap pemain.

"Ini menimbulkan tantangan tertentu bagi pesepakbola dan atlet profesional. Anda harus berlatih dengan tingkat tinggi dan hal utama yang Anda khawatirkan adalah mengoptimalkan kinerja, hidrasi, nutrisi, tidur, latihan, dan pemulihan Anda."

Untuk menyiasati hal itu, sejumlah pemain pun memutuskan memulai berpuasa beberapa hari lebih awal. Tujuan mereka bukan untuk curi start agar mendapat pujian, melainkan untuk mengambil waktu adaptasi.

Pihak klub pun tidak tinggal diam. Seperti yang dilakukan Iqbal, mereka akan melakukan hitung-hitungan pasokan makanan secara teliti kepada para pemain.

Mereka harus menyiapkan bagan yang dibuat khusus untuk setiap pemain, hasil konsultasi dengan ahli gizi. Selanjutnya, dengan hati-hati memberi makanan kepada para pemain saat mereka berbuka puasa misalnya menghindari makanan sarat karbohidrat.

"Saat buka puasa kita harus berhati-hati untuk tidak memberi mereka makanan yang kaya energi seperti gorengan atau makanan tinggi gula. Karena tubuh sudah lama tidak makan di siang hari, begitu Anda memasukkan makanan berlebih ke dalam tubuh dan tidak habis, itu akan disimpan [sebagai lemak]," Dr Iqbal memberi alasan.

Selama Ramadan, lanjut Iqbal, pihaknya harus cermat da memastikan makanan yang dikonsumsi tepat agar para pemain tidak kelebihan lemak.

Meski begitu, ada sejumlah contoh pemain terpaksa melewatkan puasa. Itu terjadi saat harus menghadapi pertandingan krusial, seperti penentuan gelar atau duel penting lainnya.

Salah satunya adalah Mo Salah. Striker asal Mesir ini terpaksa melewatkan puasa sebelum final Liga Champions 2018 menghadapi Real Madrid di Stadion NSC Olimpiyskiy, Kiev, Ukraina, 26 Mei 2018 dini hari WIB.

Tujuannya jelas agar Salah berada dalam kondisi optimal saat menghadapi laga penting itu. Memang pada akhirnya mimpi Salah dan para pendukung The Reds merengkuh "Si Kuping Lebar" tak sejalan dengan hasil akhir. Liverpool kalah 1-3.

Gareth Bale menjadi bintang pertandingan itu dengan torehan "brace" alias sepasang gol (menit 64 dan 83), setelah Karim Benzema membuka keunggulan di menit ke-51.

Liverpool sempat menyamakan skor melalui Sadio Mane, seorang pemeluk Islam taat, empat menit berselang.

Salah tidak ikut mencetak gol dan menyelematkan timnya dari kekalahan. Namun, eks pemain AS Roma dan Chelsea yang kini berusia 30 tahun tidak bisa disalahkan. Keputusannya meninggalkan kewajiban agama agar bisa bermain optimal sudah menjadi sebuah pilihan yang patut diapresiasi.

Sebelum pertandingan itu, pelatih Liverpool, Jurgen Klopp menyebut tak ada yang perlu dikatakan lebih lanjut dan dikhawatirkan tentang Salah.

"Agama itu pribadi, bagaimana saya memahaminya...Dalam pelatihan dia penuh kekuatan - Anda harus berada sehari sebelum final."

Inspirasi Salah

"Saya selalu menyukai Ramadhan. Terkadang bermain sepak bola terasa sulit karena Ramadhan terjadi di musim panas dan selama pramusim." Demikian Abdoulaye Doucoure kepada BBC Sport.

Gelandang Everton berusia 30 tahun itu mengaku beruntung dan bersyukur tidak mengalami masalah dengan kondisi fisiknya selama Ramadan.

"Agama saya adalah hal terpenting dalam hidup saya -- saya mendahulukan agama saya, baru kemudian pekerjaan saya. Anda dapat melakukan keduanya bersama-sama dan saya senang dengan itu," tegas pemain asal Prancis yang tak pernah alpa ke masjid dan menunaikan kewajiban agamanya.

Doucore sangat mengagumi Salah, salah satu pemain beragama Islam paling populer di dunia. Salah tidak hanya menonjol di lapangan tetapi juga dalam urusan agama dan kemanusiaan.

"Dia baik-baik saja di klubnya sehingga orang-orang menyukainya, tetapi mereka juga belajar tentang agamanya, Islam. Dia adalah contoh yang baik bagi kita dan sempurna," puji Doucore pada Salah yang pernah dinobatkan sebagai 100 orang paling berpengaruh pada 2019 versi Majalah Times.

Doucore berharap apa yang dilakukan Salah dan para pesepakbola muslim bisa menginspirasi lebih banyak orang.

"Dia baik untuk masyarakat dan jika saya dan rekan satu tim saya bisa menjadi contoh bagi orang lain di kota [Liverpool], itu akan bagus."

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun