Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Siasat Penderita Diabetes dan Jantung Bisa Berpuasa dan Sehat selama Ramadan

6 April 2023   23:49 Diperbarui: 6 April 2023   23:56 934
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi cek penyakit: Shutterstock/Africa Studio via Kompas.com

 

Ratusan juta orang di seluruh dunia tengah menjalani ibadah Ramadan. Momen spesial sekali setahun yang diisi dengan doa dan puasa.

Sejak fajar menyingsing hingga senja menjelang, para pemeluk teguh berjuang agar tak sampai jatuh dalam syahwat perut.

Mereka berusaha melawan berbagai godaan makan dan minum. Berjuang menyiasatinya dengan berbagai cara agar tidak sampai keinginan daging itu meruntuhkan niat.

Tentu, tak seorang pun yang berkewajiban ingin mengabaikannya. Bahkan orang yang punya kondisi medis tertentu pun tidak mau menjadikannya sebagai halangan. Mereka tak mau berlindung di balik tantangan fisik dan mental.

Sesungguhnya kelompok tersebut sudah mendapat pengecualian. Al-Qur'an membebaskan orang sakit dari tradisi puasa.

Juga ibu hamil dan menyusui, wanita yang tengah menstruasi, orang yang melakukan perjalanan jauh, mereka yang memiliki penyakit akut atau kronis (seperti diabetes, jantung, dll), orang yang lemah dan lanjut usia, hingga mereka yang tidak mampu secara mental.

Bagaimana bila mereka yang berstatus risiko tinggi itu tetap berniat berpuasa? Apakah anggota keluarga, sahabat, atau kenalan pantas melarang dengan keras?

Puasa aman

Pertama-tama, keputusan akhir sesungguhnya tidak berada di tangan individu bersangkutan atau anggota keluarga.

Sebaiknya dikonsultasikan dengan pemuka agama dan terutama dokter untuk menentukan individu itu perlu berpuasa atau tidak. Kalaupun berpuasa, dokter akan memberikan gambaran akan tingkat keamanan dan keselamatannya.

Apalagi bila tengah mengonsumsi obat tertentu. Perlu konfirmasi ke pihak berkompeten untuk mendapatkan jawaban atas sejumlah kemungkinan.

Misalnya, apakah bisa melewatkan konsumsi obat dengan aman? Pun seandainya harus mengonsumsi obat, apakah memungkinkan untuk diminum tanpa makanan dan cairan?

Pada akhirnya kondisi tubuh setiap orang berbeda-beda. Besarnya niat tetap tidak bisa mengatasi keterbatasan fisik, terutama bila mengidap penyakit serius atau dalam kondisi yang sungguh tidak ideal untuk tidak makan dan minum dalam jangka waktu lama.

Bila mereka tidak enak badan maka pilihan terbaik adalah beristirahat. Selanjutnya, mempertimbangkan meminum jus dan perlu segera berkonsultasi dengan dokter bila gejala tidak membaik.

Kedua, mari kita melihat kasus per kasus. Menurut penelitian sebagaimana menukil uclahealth.org, individu dengan penyakit jantung tertentu, tidak berisiko menjalankan puasa selama Ramadan.

Bila dilakukan dengan aman, justru puasa itu bisa membantu meningkatkan kesehatan jantung. Kasus ini terutama pada pasien yang gejala penyakit jantungnya muncul secara dapat diprediksi, misalnya selama berolahraga atau sedang stress.

Bila seseorang telah didiagnosis mengalami masalah jantung demikian, maka tetap penting mendapatkan rekomendasi dokter sebelum memutuskan berpuasa.

Selanjutnya penting untuk selalu monitor keadaan dan mengabarkan setiap perubahan kepada dokter Anda.

Bagaimana dengan penderita diabetes?

Penderita diabetes tipe 1 sesungguhnya tidak disarankan berpuasa. Bila memaksakan diri berpuasa maka harus dilakukan dalam pengawasan ketat oleh dokter. Dokter perlu memantau gula darah setiap hari untuk memastikan keamanan pasien tersebut.

Bila menderita diabetes tipe 2, biasanya dianggap aman untuk berpuasa. Melansir Kompas.com (28/2/2023), diabetes tipe ini paling umum terjadi pada kebanyakan orang. Mayoritas, sekitar 90-95 persen penderita diabetes adalah bertipe ini.

Namun, aman berpuasa tidak otomatis berlaku pada semua individu dengan diabetes tipe 2.

Memang sungguh berisiko bila mengalami gula darah rendah selama berjam-jam tidak makan. Urusan menjaga keseimbangan gula darah selama puasa bukan pekerjaan gampang. Karena itu sangat penting menjaga pola makan sehat dan seimbang.

Ketiga, hukum Islam sudah membeaskan Wanita yang sedang hamil dan menyusui dari puasa. Bahkan para dokter pun sepakat untuk tidak menyarankan kaum hawa melakukannya.

Bagaimana bila ibu hamil dan menyusui bergeming? Keputusan untuk berpuasa harus diimbangi dengan tindakan pencegahan agar kesehatan diri dan bayi tetap terjaga.

Penting untuk tetap terhidrasi, makan makanan bergizi tinggi saat sahur dan makan malam, pastikan untuk selalu santai dan bebas dari stres, dan tidak melakukan aktivitas fisik berlebihan.

Seandainya mengalami tanda-tanda berikut yakni penurunan aktivitas janin, mual, pusing, muntah, dan kelelahan parah, maka puasa sebaiknya dihentikan dan segera menghubungi dokter.

Jaga hidrasi

Selain mereka yang dikelompokkan sebagai individu berisiko, sesungguhnya orang yang sehat dan bugar sekalipun tetap patut bersiasat agar tidak sampai mendatangkan masalah selama puasa.

Penting untuk memperhatikan kesehatan selama bulan Ramadan yang berlangsung sebulan penuh. Beberapa tip sederhana ini sekiranya penting.

Pertama, terhidrasi sebelum makan. Pastikan sebelum berbuka minum banyak cairan untuk mencegah dehidrasi. Namun, jangan sampai berlebihan karena bisa berisiko fatal yakni keracunan air.

Tak perlu diperdebatkan lagi, air merupakan sumber hidrasi terbaik. Jus dan susu bisa digunakan, namun perlu waspada dan berhati-hati pada minuman dengan kandungan gula dan kolori tinggi.

Sonya Islam, MPH, RD, ahli diet sekaligus muslim yang taat, melansir health.cornell.edu, menganjurkan untuk tidak pernah berhenti minum.

Mencoba minum beberapa kali sepanjang malam meski tidak merasa haus. Rasa haus menunjukan tubuh sudah mengalami dehidrasi.

Sebaiknya memilih cairan yang tidak mengandung kafein. Sebab, minuman berkafein bisa memacu dehidrasi.

Kedua, mengawali buka puasa dengan kurma adalah pilihan terbaik. Kurma merupakan sumber gula alami yang sangat penting menyeimbangkan gula darah dan mengisi tubuh dengan energi.

Bila sampai gula darah rendah maka seseorang akan mudah mengalami sakit kepala. Dengan mengonsumsi kurma di awal maka akan membantu mengatasi masalah tersebut, sekaligus meningkatkan gula darah ke titip optimal.

Ketiga, penting mengonsumsi makanan kaya nutrisi. Sup kaya kandungan bergizi seperti sayuran, tomat, lalu salad dengan aneka sayuran adalah beberapa pilihan terbaik.

Selain itu, saat berbuka baik mengonsumsi protein tanpa lemak. Daging sapi, susu, telur, keju, dan ikan adalah beberapa contoh. Alternatif vegetarian adalah buncis dan kacang-kacangan.

Sebaliknya, penting menghindari konsumsi lemak jenuh, sodium, dan tinggi gula.  

Kehadiran makanan yang mengandung protein lengkap akan sangat membantu menjaga kesehatan selama berpuasa. Buah lebih sehat sebagai pilihan penutup yang mengandung gula alami ketimbang makanan manis.

Perlu dicatat, seperti urusan minum, makanan pun perlu dikontrol. Sungguh tidak dianjurkan makan berlebihan saat berbuka puasa.

Keempat, puasa tidak menjadi alasan untuk tidak bergerak. Memang puasa sungguh melelahkan fisik, namun tidak menjadi alasan untuk terlalu banyak duduk.

Olahraga berat bukan ide yang baik. Begitu juga, tidak berolahraga bukan pilihan terbaik.

Bila tubuh tidak memungkinkan melakukan olahraga berat, pilihkan olahraga ringan. Misalnya, berjalan cepat setelah matahari terbenam atau pagi sebelum fajar menyingsing. Juga cukup dengan peregangan singkat akan sangat berarti.

Kelima, puasa adalah momen spesial yang tidak datang berkali-kali dalam setahun. Kesempatan emas ini perlu dimaksimalkan.

Tidak hanya mengisinya dengan ritual yang benar dan aktivitas fisik yang tepat, tetapi penting untuk menumbuhkan suasana hati.

Bulan Ramadan semestinya bukan bulan penuh tekanan. Melainkan, saat paling menggembirakan yang perlu dirayakan dan dijalankan dengan penuh sukacita.

Menikmati makan dan ibadah bersama orang-orang tercinta, saling memotivasi dan menyemangati, adalah bagian yang menambah nikmat bulan Ramadan.

Semoga Ramadan kita senantiasa diberkahi kesehatan dan dilimpahi kebahagiaan! Amin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun