Kemerdekaan optimal
Sejak mulai diluncurkan, banyak kesan positif mengemuka. Kehadiran lebih dari 2.000 referensi perangkat ajar berbasis Kurikulum Merdeka sungguh dirasakan manfaatnya.
Puslapdik.kemdikbud.go.id (7/3/2022) coba menangkup suara-suara dari para pendidik setelah mereka mulai mengakrabi Platform Merdeka Belajar.
Salah satunya adalah Susilo Windriyatno. Guru SMP Muhammadiyah 2 Tepus, Yogyakarta itu mengakui besarnya manfaat yang didapat. Mulai dari mendapat referensi dan inspirasi hingga mengambil aksi nyata dari berbagai modul ajar, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), juga asesmen.
RPP yang didapat bisa dimodifikasi sesuai keadaan di masing-masing sekolah.
"Saya misalnya memakai asesmen diagnostik di Platform Merdeka Mengajar. Saya ingin tahu sejauh mana anak-anak paham materi yang saya sampaikan. Apakah saya perlu mengulang lagi, atau saya bisa lanjutkan materi saya. Nah, asesmen ini memberi kita umpan balik tentang pemahaman siswa, karena ketika siswa selesai mengerjakan isian di platform ini, otomatis akan ada umpan balik untuk guru," terang Susilo.
Manfaat lain yang dirasakan Susilo adalah bantuan memetakan kemampuan anak didik.
"Apakah siswa sudah cakap, perlu intervensi khusus, atau sudah mahir, semuanya diinformasikan. Ini benar-benar membantu saya memetakan kemampuan anak-anak saya, sehingga saya bisa memberi pembelajaran sesuai kemampuan siswa-siswa saya."
Memang adanya Platform Merdeka Mengajar itu membuat akses menjadi terbuka. Komponen pendidikan bisa memanfaatkan segala sesuatu yang sudah tersedia.
Hanya saja, ada pertanyaan krusial yang perlu dipikirkan. Apakah kehadiran Platform Merdeka Mengajar sungguh memerdekakan?