Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

No De Bruyne No Party dan Lukaku Penentu Kemenangan Inter Milan

23 Februari 2023   14:38 Diperbarui: 23 Februari 2023   14:42 224
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mendominasi pertandingan tidak otomatis berakhir menang. Hal ini terlihat jelas saat Manchester City menghadapi tuan rumah RB Leipzig di Red Bull Arena, Kamis (23/2/2023) dini hari WIB.

City superior dalam "ball possession" dengan persentase 62 persen berbanding 38 persen. Begitu juga dari sisi kesempatan melepaskan tendangan ke gawang tuan rumah. Namun, dari 12 percobaan hanya tiga di antaranya tepat sasaran.

Jumlah "shots on target" tim tamu malah lebih sedikit dibanding Lepzig yang punya empat tendangan tepat sasaran dari tujuh percobaan.

Jelas terlihat The Citizen memang perkasa tetapi tidak cukup efektif dan mematikan. Hasil imbang 1-1 akhirnya mewarnai cerita leg pertama babak 16 besar Liga Champions 2022/2023 ini.

City harus membayar mahal kesempatan emas terutama di paruh pertama dengan hasil seri. City bisa mengawali laga dengan baik bahkan memegang kendali penuh dalam 45 menti pertama.

Ilkay Gundogan dengan jeli memanfaatkan kesalahan pertahanan Leipzig dan memberi umpan terukur kepada Riyad Mahrez. Pemain 32 tahun asal Aljazair dengan tenang memperdaya Janis Blaswich.

Sayangnya, keunggulan tersebut tidak bisa dipertahankan apalagi diperlebar. Justru tuan rumah bisa memaksimalkan kesempatan di paruh kedua.

Situasi sedikit berbanding terbalik. City yang dominan perlahan mengendur. Sebaliknya, Leipzig menunjukkan semangat pantang menyerah sekaligus memaklumkan diri sebagai tim yang tidak bisa dikalahkan.

Tepat di menit ke-70 gempuran Leipzig berbuah manis. Berawal dari tendangan sudut, umpan silang Marcel Halstenberg yang mengarah ke jantung kotak penalti City berhasil disambut Josko Gvardiol dengan tandukan mematikan tanpa bisa dibendung Ederson Moraes.

Leipzig bahkan nyaris lebih awal menyamakan kedudukan melalui dua kesempatan emas dari Benjamin Henrichs dan Andre Silva.

Percobaan pertama melalui sundulan yang melebar dari gawang Manchester Biru. Kemudian upaya Andre Silva yang menyasar tiang dekat.

No De Bruyne No Party

Bisa jadi tanpa kehadiran Kevin de Bruyne, sisi kreativitas City sedikit berkurang. Erling Haaland kurang dimanja dengan umpan-umpan akurat. Begitu juga ketika situasi buntu, tidak ada sosok yang bisa melakukan percobaan-percobaan dari luar kotak penalti.

Satu dari sangat sedikit peluang yang dimiliki Haaland terjadi di paruh kedua ketika tembakannya melebar dari sasaran.

Di babak pertama, City begitu menguasai pertandingan. Tingkat akurasi umpan begitu memukau meski pada akhirnya hanya mampu menghasilkan satu gol dari satu-satunya upaya tepat sasaran.

Situasi berbanding terbalik setelah keluar dari kamar ganti. City seperti kehabisan bensin. Tingkat penguasaan bola menurun drastis, begitu juga umpan akurat tidak lagi di atas 90 persen.

Meski demikian, di tengah kebangkitan tuan rumah, City tetap bisa menebar ancaman. Selain beberapa peluang di atas, Gundogan juga hampir mencatatkan namanya di papan skor.

Beruntung Leipzig memiliki Blaswich yang tampil baik dengan sejumlah penyelamatan gemilang. Tendangan Gundogan dari jarak dekat bisa ia tepis dengan refleks yang bagus.

Begitu juga City berusaha mendapat kesempatan dari titik penalti di penghujung laga. Mahrez mengirim bola ke kotak penalti menyusul sepak pojok lalu disundul oleh Rodri. Sempat terlihat Henrichs menepis bola dengan tangan.

Tidak ada pemeriksaan VAR sebelum peluit panjang dibunyikan.

Kredit kepada Leipzig yang ditangani Marco Rose yang berani keluar dari tekanan setelah babak pertama yang sulit. Dari permainan defensif untuk mengamankan wilayah sendiri, mereka akhirnya bisa membuat City harus membayar mahal penguasaan bola dengan hasil seri.

Kesempatan kedua

Upaya City mengakhiri penantian panjang angkat trofi Liga Champions untuk pertama kali harus menghadapi ujian yang tidak mudah.  

Hasil imbang ini tentu tidak diharapkan armada Pep Guardiola. Namun, City masih punya kesempatan kedua saat bermain di Etihad Stadium. Tampil di kandang sendiri pada pertengahan Maret nanti adalah juga kans terakhir untuk mengamankan tiket ke babak delapan besar.

Tidak ada pilihan lain bagi City selain memenangi pertandingan di hadapan pendukung sendiri. Diimbangi Nottingham Forest akhir pekan lalu adalah isyarat lain yang harus dibaca juru taktik asal Spanyol itu.

Kehilangan De Bruyne dan keteguhan hati Guardiola untuk tidak melakukan pergantian di kandang Leipzig adalah cerita yang telah usai. Selanjutnya, akan memulai lembaran baru dengan sejumlah tanda tanya.

Salah satunya, apakah City mampu menjaga tren positif di Manchester yang sudah mencatatkan 17 kemenangan dari 19 laga musim ini?

Lukaku penentu

Pada waktu yang sama, Inter Milan mendapat keuntungan berkat kemenangan di laga kandang menghadapi FC Porto.

Tim yang ditangani Simone Inzaghi bisa memanfaatkan sejumlah keuntungan mulai dari keunggulan "ball possession" (60 berbanding 40 persen), lalu jumlah "shots" (18 berbanding 10), hingga jumlah pemain.

Dari empat "shots on target"-jumlah yang sama dimiliki tuan rumah, Inter akhirnya bisa mendapatkan satu gol.

Sang penentu di laga ini adalah Romelu Lukaku. Mantan pemain Chelsea, West Bromwich Albion, Everton, dan Manchester United itu masuk di menit ke-58 menggantikan eks striker Manchester City, Edin Dzeko.

Lukaku kemudian menjadi pembeda dengan golnya di menit ke-86. Inter juga mendapat kesempatan dari Hakan Calhanoglu, Lautaro Martinez, hingga tandukan Alessandro Bastoni di penghujung babak pertama yang bisa ditepis Diogo Costa.

Tim tamu harus kehilangan Otavio yang mendapat kartu kuning kedua di menit ke-78, usai melanggar Calhanoglu. Pemain itu pun dipastikan absen di leg kedua.

Porto sebenarnya punya peluang saat skor pertandingan masih kaca mata. Zaidu Sanusi dan Mehdi Taremi sempat menguji ketangguhan Andre Onana.

Hasil ini membuat Porto harus bekerja ekstra keras di Estadio do Dragao nanti. Dengan modal kemenangan satu gol tanpa balas di San Siro, Inter hanya butuh hasil seri untuk melaju.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun