Ganda putri Indonesia dipastikan tanpa wakil tahun ini. Tahun lalu, Indonesia punya 4 utusan. Bagaimana peluang dan komposisi wakil Merah-Putih kali ini?
Perburuan poin menuju BWF World Tour Finals 2022 kian mendekati titik akhir. Dibatalkannya sejumlah turnamen membuat agenda pertandingan tahun ini hanya menyisahkan dua turnamen sebagai kesempatan terakhir berburu tiket ke turnamen pamungkas yang akan digelar di Guangzhou, China, 14-18 Desember 2022 nanti.
Kedua turnamen pamungkas itu adalah Hylo Open 2022 yang tengah berlangsung Saarbrucken, Jerman dan Australia Open di Sydney dua pekan berikutnya, tepatnya 15-20 November 2022.
Sebelumnya, empat turnamen terpaksa dibatalkan. Selain Hong Kong Open World Tour Super 500 dan New Zealand World Tour Super 300, ada dua turnamen elite di China yang ditangguhkan.
Victor China Open World Tour Super 1000 di Changzou dan China Open World Tour Super 750 di Fuzhou. Meski tidak diterangkan secara eksplisit oleh BWF tapi bisa diduga lantaran Covid-19 masih menjadi masalah krusial di sana.
Kesempatan semakin sedikit, namun masih cukup banyak slot tersedia untuk memperebutkan delapan tempat di lima sektor. Tak heran dua turnamen BWF World Tour Super 300 itu sungguh berarti.
Meski levelnya tidak setinggi dua turnamen sebelumnya di Denmark dan Prancis yang berkategori World Tour Super 750, keberadaanya begitu penting. Sebagai contoh. Di sektor ganda putri, Â dengan cukup ambil bagian atau absen saja bisa mengubah konstelasi.
Pasangan yang memilih ambil bagian, terlepas dari hasil akhir, akan otomatis menggeser pasangan lain yang berada di posisi lebih tinggi namun entah mengapa memutuskan menjadi penonton. Sayangnya, situasi ini justru melibatkan pasangan Indonesia.
Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti harus kehilangan kesempatan berlaga di turnamen final di musim perdana mereka. Setelah awal yang gemilang, pemilik gelar Singapura Open Super 500, Malaysia Open Super 750, dan medali emas SEA Games Vietnam 2021 pada akhir Mei tahun ini, justru sedikit kendor belakangan ini.