Kiprah pasangan yang kini melejit ke ranking 15 BWF itu di dua seri pertama di tur Eropa tidak terlalu memuaskan. Keduanya terhenti di perempat final Denmark Open, kalah dari Nami Matsuyama/Chiharu Shida asal Jepang, 21-17, 14-21, dan 12-21.
Sepekan berselang, langkah mereka  tersandung di hadapan  Pearly Tan/Muralitharan Thinaah di babak 32 besar. Apri/Fadia takluk rubber game 20-22, 21-19, 7-21 dari pasangan yang membuat sejarah baru bagi ganda putri Malaysia itu. Pertama kali Negeri Jiran memiliki pasangan juara dalam sejarah French Open.
Dengan hasil itu, Apri/Fadia belum masuk zona aman. Keduanya berada tepat di batas bawah. Namun, belum otomatis mengunci tiket terakhir.
Apri/Fadia bakal lolos ke Guangzhou jika dan hanya jika tampil memuaskan di Hylo Open dan Australia Open.
Pesaing terdekat, Vivian Hoo/Lim Chiew Sie asal Malaysia, berjarak tipis di belakang Apri/Fadia. Bila ingin lolos, Vivian/Lim pun demikian.
Namun, ada skenario yang lebih mudah. Bila salah satu pasangan absen setidaknya di Hylo Open atau Australia Open, maka tiket terakhir akan otomatis jatuh ke pasangan lain.
Dengan kata lain, bila Apri/Fadia memutuskan tak ikut serta di Hylo Open, maka Vivian Hoo/Lim Chiew hanya cukup tidak mengambil langkah serupa.
Bila Vivian Hoo/Lim Chiew terjun di Jerman sementara Apri/Fadia mundur, maka pasangan yang disebutkan pertama berhak ke Guangzhou.
Itulah yang terjadi. Apri/Fadia, entah mengapa, tidak berpartisipasi. Absennya Apri/Fadia dengan sendirinya memberikan karpet merah kepada Malaysia untuk mengirim wakil kedua menyusul juara baru French Open 2022.
Apriyani gagal ambil bagian lagi di turnamen penutup musim itu seperti yang dilakukan tahun sebelumnya di Bali bersama seniornya, Greysia Polii. Indonesia dipastikan tanpa wakil ganda putri kali ini.
Bagaimana di sektor lain?