Indonesia menjadi pembicaraan dunia sejak akhir pekan lalu. Sayangnya, kita menjadi "terkenal" bukan karena prestasi, melainkan tersebab peristiwa memilukan.
Tragedi yang terjadi di arena pertandingan cabang olahraga paling populer sejagad. Menimpa sesama manusia karena ulah manusia lainnya. Ratusan nyawa melayang sia-sia.
Ya, tragedi Kanjuruhan, begitu kita dan dunia menamainya, sudah menyedot perhatian luas. Hingga kini reaksi terus bermunculan. Mulai dari simpati, solidaritas, hingga kecaman dan kutukan.
Ada banjir ungkapan belasungkawa untuk para korban dan keluarganya. Ada pula sinisme betapa buruknya laku penonton dan standar pengamanan pertandingan di Tanah Air. Desakan agar sepak bola Indonesia direformasi total, juga mengemuka.
Reaksi FIFA
Sejak salah satu tragedi stadion terburuk di dunia itu terjadi, publik menanti dengan beragam sikap, reaksi dari induk organisasi sepak bola di berbagai level, mulai dari FIFA hingga AFC.
Tak berselang lama, Presiden FIFA Gianni Infantino pun angkat bicara. Melansir situs resmi induk organisasi sepak bola dunia itu, Infantino menyebut tragedi tersebut sebagai "hari kelam" sepak bola dunia.
"Dunia sepak bola sedang syok menyusul kejadian tragis yang terjadi di Indonesia. Ini adalah hari yang gelap bagi semua yang terlibat dalam sepak bola dan sebuah tragedi di luar pemahaman."
Alih-alih berbicara soal sanksi, Infantino justru menempatkan dukacita pada posisi pertama. Ia mengirim ucapan tersebut mewakili komunitas sepak bola global untuk semua pihak di Indonesia yang tengah berjuang menghadapi situasi pelik.
"Bersama FIFA dan komunitas sepak bola global, semua pikiran dan doa kami bersama para korban, mereka yang terluka, bersama rakyat Republik Indonesia, Konfederasi Sepak Bola Asia, Asosiasi Sepak Bola Indonesia, dan Liga Indonesia, pada situasi sulit ini."