Permainan Fajar/Rian tidak buruk sekali. Mereka sudah bekerja keras. Mengambil insiatif, berusaha mendominasi dengan permainan cepat, kekuatan, dan intersep di depan net. Fajar yang mengambil kendali di lini depan, sementara Rian berusaha mengamankan bagian belakang.
Karena itu, mereka wajib bersyukur. Pelajaran berharga mereka dapat dari senior sekaligus "bestie" yang kini berbalik memimpin 3-2 dalam skor pertemuan.
Apresiasi tetap pantas mereka dapat meski gagal revans untuk kekalahan mereka di babak yang sama pada edisi 2019 silam. Medali perunggu kedua mereka di Kejuaraan Dunia untuk menandai pencapaian mereka yang fenomenal sepanjang tahun ini.
Modal The Daddies
Di babak final, Minggu (28/8/2022) petang, The Daddies akan menghadapi Aaron Chia/Soh Wooi Yik. Unggulan enam dari Malaysia itu merebut tiket final dari unggulan tujuh asal India, Satwiksairaj Rankireddy/Chirag Shetty melalui pertarungan tiga gim, 20-22, 21-18, dan 21-16.
Bagaimana kans The Daddies?
Pertama, skor pertemuan masih berpihak pada wakil semata wayang Indonesia itu yang memetik tujuh kemenangan dalam 10 pertemuan.
Hanya saja, The Daddies patut waspada. Dua pertemuan terakhir direbut pasangan yang kini menjadi ujung tombak ganda putra Negeri Jiran itu.
Kekalahan dalam perebutan medali perunggu Olimpiade Tokyo 2020 dan perebutan tiket semifinal Malaysia Open 2022 adalah isyarat yang harus dipelajari The Daddies. Di dua pertemuan terakhir itu laga berlangsung ketat, berakhir dengan rubber game, masing-masing 17-21 21-17 dan 21-14 serta 21-13 20-22 dan 21-19.
Tentu dua kemenangan itu membuat semangat anak didik Rexy Mainaky itu begitu menggebu-gebu. Mereka ingin kembali mengulanginya demi menciptakan sejarah tersendiri baik bagi karier mereka sebagai pasangan maupun negaranya.