Bermodalkan para pemain muda berbakat serta sejumlah pemain berpengalaman yang sudah teruji di berbagai kompetisi, mereka kini bertarung untuk meraih satu tujuan yakni mengulangi pencapaian tim putri Korea pada 2010.
Itulah momen terakhir kalinya Sung Jin-hyun dan tim Korea Selatan menjuarai Piala Uber (mengalahkan Tiongkok 3-1, kemudian menjadi runner-up di edisi 2012 dan 2016) Â di tengah dominasi Tiongkok yang masih berlangsung hingga saat ini. Begitu juga gelar Piala Sudirman pada 2017 yang mereka raih menunjukkan negara tersebut memiliki para pemain putri kelas dunia.
Sung Ji-hyun ingin agar sejarah indah itu bisa diulang saat ia berganti posisi sebagai pelatih. Â Namun, ia mafhum. Â Persaingan di turnamen beregu prestisius ini tidak mudah. Atmosfer dan tingkat persaingan di turnamen beregu tentu berbeda ketika harus memainkan nomor perorangan.
Terkadang tekanan di turnamen beregu jauh lebih besar. Namun, kesuksesan yang diraih akan menghadirkan kebahagiaan lebih besar.
"Anda merasa senang dan bangga. Memenangkan turnamen tim lebih penting (daripada turnamen individu). Ada lebih banyak tekanan, tetapi jika Anda berhasil, Anda lebih bahagia."
Sung Ji-hyun tentu mulai menularkan motivasi itu kepada setiap anak didiknya. Ia ingin menyalurkan semangat kompetisi yang sejatinya masih bernyala dalam dirinya kepada para penerus.
"Saya rindu berada di lapangan. Saya sekarang seorang pelatih, jadi mungkin tim dapat berkembang dan menetapkan target tinggi dan saya ingin berkembang bersama mereka."
Ya, mereka tengah berkembang dan berjalan bersama mengulang memori indah 12 tahun silam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H