Sayangnya, sisa waktu tak cukup bagi City untuk melakukan seperti yang Liverpool lakukan pekan sebelumnya.
City memang pantas menyesali performa babak pertama yang buruk, meski penampilan Liverpool memang lebih dominan. Kebangkitan di babak kedua tetap tak bisa mengubah hasil akhir. Liverpool tidak ingin final Piala FA di depan mata lenyap.
Salah satu pemain City yang menuai sorotan luas, tidak lain adalah sang penjaga gawang. Kiper asal Amerika Serikat itu melakukan kesalahan serius. Zack memang sudah menjadi langganan di turnamen domestik lain, selain Liga Primer Inggris.
Guardiola, demikian Manchestereveningnews.com, sempat memiliki firasat tak enak saat mengambil keputusan memainkan Steffen. Ternyata "feeling" seorang Guardiola tidak meleset.
Steffen mencoba bermain-main dengan Sadio Mane, pemain dengan insting gol dan kecepatan yang bagus. Coba menggiring bola melewati pemain internasional Senegal itu, tetapi yang terjadi justru petaka. Mane berhasil merebut dan dengan mudah memasukannya ke gawang City.
Kesalahan seperti ini memang bukan hal baru di dunia sepak bola. Ederson pun pernah melakukannya. Malah hampir melakukan kesalahan yang sama minggu lalu. Saat itu Ederson versus Diogo Jota.
Hanya saja antara Ederson dan Zack terbentang mental yang jauh berbeda. Bila Ederson bisa menguasai kembali keadaan, tidak demikian Zack. Zack sulit lepas dari keragu-raguan setelah percobaan yang berakhir petaka itu.
Situasi ini pernah terjadi musim lalu. Saat itu City bersua Chelsea. Keraguan-raguan serupa yang memberi Hakim Ziyech gol yang membuat mereka tersingkir di empat besar, sekaligus mengandaskan harapan meraih empat gelar.
Zack yang dibeli senilai 7 juta poundsterling dari Columbus Crew sepertinya belum menjadi pemain yang sungguh bisa dipercaya, termasuk oleh rekan setim. Buktinya, setelah blunder itu, Bernardo Silva cepat mengambil bola dari kakinya. Pada kesempatan berikut justru Fernandinho yang mengambil tendangan gawang.
Memang, kondisi seperti ini adalah sesuatu yang manusiawi. Kesalahan di sebuah kompetisi besar dan di saat-saat krusial sungguh mengguncang semangat dan mental. Usai pertandingan, Steffen mengakui.