Dengan demikian, Goodison Park di akhir pekan ini akan memanas. Suhu yang meninggi dipicu oleh harapan publik tuan rumah agar bisa memetik poin di satu sisi dan upaya tim tamu yang tidak ingin kembali mendapat hina dari sang pelatih dan kehilangan simpati dari calon juru taktik baru.
Strategi United
Dari pihak United beberapa titik lemah Everton seharusnya bisa disasar. Bermain di kandang sendiri tak menjamin bakal menutup sejumlah kekurangan yang terlihat jelas belakangan ini. Upaya Everton saat ini hanyalah demi terhindar dari degradasi.
Pertama, mental dan fisik para pemain Everton rapuh. Saat bertandang ke Turf Moor tengah pekan lalu, Everton terlihat ringkih setelah keluar dari ruang ganti. Bukannya mendapat tambahan energi setelah rehat, tim tersebut justru menunjukkan performa negatif.
Tekanan Burnley dan upaya-upayanya dari bola mati sungguh merepotkan Everton. Pelatih Burnley, Sean Dyche bahkan melontarkan sindiran yang membuat kuping Everton merah padam. Ia mengatakan bahwa Everton seperti "tidak tahu bagaimana cara menang" kepada para pemainnya.
Kedua, walau penampilan tim kesayangannya memprihatinkan, penggemar Everton tentu akan coba ikut melawan United dengan tekanan dari luar lapangan. United tentu tak boleh termakan suasana panas yang sengaja diciptakan kubu lawan.
Cara untuk membungkam tuan rumah adalah langsung mengendalikan laga sejak awal. Unite perlu langsung menekan. Mencetak gol lebih cepat akan memberi nilai lebih. Dengan cara itu, United akan membuat penggemar tuan rumah berbalik arah menantang timnya sendiri.
Bayang-bayang degradasi yang mulai terlihat membuat para penggemar Everton akan memberi tekanan pada timnya agar jangan sampai mimpi buruk itu terjadi. Patut dicatat, degradasi adalah kata yang belum ada dalam kamus sejarah klub tersebut!
Ketiga, memaksimalkan Bruno Fernandes dan Cristiano Ronaldo. Duo Portugal itu memimpin jumlah kontribusi gol bagi United di bawah asuhan Rangnick. Masing-masing sudah mencetak tujuh gol, disusul Fred dengan enam gol.
Para pemain ini menjadi senjata untuk mengancam armada Lampard yang berusaha mengandalkan Anthony Gordon, pemain muda kelahiran Liverpool yang baru naik kelas ke tim utama musim ini, tetapi sudah mampu mencuri perhatian.
Gordon sudah mendapat tempat tersendiri di hati para penggemar. Pemain 21 tahun ini pun sukses membuat Lampard jatuh hati.