Para penggemar Liverpool dengan lantang menyanyikan "We Shall Not Be Moved" usai memastikan kemenangan dua gol tanpa balas atas Watford, Sabtu (2/4/2022) malam WIB. Diogo Jota dan Fabinho membuat hati para penggemar berbunga-bunga usai menggetarkan gawang lawan di menit ke-23 dan 87.
Lagu tersebut memiliki makna yang mendalam, lebih dari sekadar ungkapan sukacita kemenangan di laga pembuka pekan ke-31 Liga Primer Inggris itu.
Lagu itu juga menjadi seruan pengharapan. Kemenangan di Anfield itu memberi Liverpool poin sempurna. Tiga poin berharga untuk menggusur Manchester City di puncak klasemen sementara.
Suatu pencapaian setelah bertarung dengan penuh harap dalam enam bulan terakhir. Buah konsistensi dalam 10 pertandingan terakhir yang berpelukan dengan inkonsistensi The Citizen.
Liverpool pun menjadi pemimpin sementara dengan 72 poin dari 30 pertandingan. Si Merah unggul dua angka dari Manchester Biru.
Dalam sanubari setiap penggemar harapan kemenangan yang mengantar mereka ke urutan teratas sekiranya pula kembali sejalan dengan hasil akhir sang pesaing terdekat. Setidaknya City tak sampai menang atas tuan rumah Burnley.
Usia kegembiraan itu ternyata tak panjang. Lebih dari dua jam berselang, kerinduan agar posisi mereka di puncak klasemen tak tergeser lagi tak dipeluk Dewi Fortuna. City yang bertandang ke Turf Moor ternyata memetik kemenangan dengan skor serupa. Gol Kevin De Bruyne dan Ilkay Gundogan di paruh pertama kembali mengantar City ke puncak klasemen.
Melelahkan
Berharap itu tidak tabu. Memelihara harapan adalah pekerjaan yang tak selamanya sia-sia. Harapan penggemar Liverpool agar tak tergeser lagi dari posisi pertama masih bisa dipelihara. Berakhirnya "bulan madu" singkat menjadi pemuncak klasemen masih bisa berulang.