Sejak tengah pekan lalu, tepatnya Rabu (6/10/2021) pagi, jagat sosial media, khususnya di lingkungan warga Nusa Tenggara Timur (NTT) dihebohkan dengan kiriman sejumlah foto dan video terkait Susanti Ndapataka.
Susanti adalah atlet muay thai NTT yang meraih medali emas di kelas 60 kg putri di PON XX Papua sehari sebelumnya. Sejak pesta olahraga tingkat nasional resmi dibuka, Sabtu (2/10/2021), Susanti menjadi pembuka keran medali emas NTT.
Sekeping emas dari Susanti menambah perbendaharaan medali kontingen NTT saat itu menjadi tiga. Satu emas, satu perak, dan satu perunggu.
Sebelumnya, tim kriket putra meraih perak di nomor Super Eight Men. Di partai final, tim NTT menyerah dari DKI Jakarta, 122-89.Â
Medali perunggu disumbangkan Yuliana Ina Umbu Dewa dari cabang olahraga (cabor) wushu sanda di kelas 60 kg putri. Yuliana gagal melangkah ke final usai kalah angka dari atlet Jawa Tengah, Thania Kusumaningtyas.
Seiring berjalannya waktu, pundi-pundi medali NTT terus bertambah. Terkini, hingga Rabu (13/10/2021) malam, NTT sudah menyabet lima medali emas, tujuh perak, dan lima perunggu.
Jejak Susanti kemudian diikuti Yoseph Amormeus yang berjaya di cabor tarung derajat kelas 52,1 kg-55 kg putra, atlet pencak silat Jeni Elvis Kause yang memenangkan kelas B (50 hingga 55 kg) putri, Yustino Elmaser dan Dionisius Ramli dari cabor kempo nomor embu pasangan 1-DAN putra, serta Lazim Djati dari cabor kempo nomor randori kelas 60 kg putra.
Lantas, apa yang membuat Susanti menjadi buah bibir? Bukan terutama raihan medali emas yang menandai sejarah tersendiri bagi olahraga NTT, tetapi soal apresiasi yang kemudian ia terima.
Seperti terlihat di berbagai foto dan potongan video yang beredar luas, apa yang terjadi pada Susanti dan rombongan setelah tiba di Bandara El Tari Kupang, dianggap menyedihkan.