Gerd lebih dari sekadar legenda Muenchen. Tidak hanya berstatus pencetak gol terbanyak klub sepanjang masa.
Sosok berjuluk "Der Bomber" itu adalah kebanggaan sepak bola Jerman. Sosok yang menginspirasi hampir semua pemain Jerman dari masa ke masa. Dengan banyak cerita dan sejarah yang sudah ia ukir, antara lain juara Piala Dunia 1974, juara ketiga Piala Dunia 1970, dan juara Piala Eropa 1972.
Dunia ikut terkagum-kagum. Memujinya sebagai salah satu penyerang terhebat dalam sejarah olahraga itu.
Gerd baru saja tutup usia. Penyakit Alzheimer yang diderita sejak 2015 akhirnya menghentikan nafas kehidupannya di usia 75 tahun. Gerd pernah terlibat alkoholisme, kemudian menjadi pelatih tim muda Muenchen, harus berjuang untuk kembali normal.
Uschi Ebenbock, istri yang dinikahi pada 1967, setia mendampingi Gerd hingga akhir hayat. Begitu juga mantan rekan-rekannya di lapangan bola yang juga berada dalam barisan legenda sepak bola negeri itu, seperti Franz Beckenbauer, pun tak tinggal diam.
Pertandingan ini menjadi cukup emosional. Terjadi tak berapa lama setelah Jerman kehilangan salah satu pemain besar. Namun gelar juara yang diraih Muenchen menjadi salah satu kado untuk melepasnya pergi dengan tersenyum ke alam baka.
Momen kebangkitan
Patut diakui kedua tim sama-sama memiliki keunggulan dan kelemahan di lag aini. Sama-sama tak sempurna dengan banyaknya kesalahan di lini belakang yang membuat lawan mendapat peluang, serta peluang di depan gawang yang tak dimanfaatkan sempurna.
Hanya saja Muenchen terlihat lebih baik. Tim ini menunjukkan peningkatan luar biasa usai hasil kurang memuaskan dalam empat pertandingan pramusim dan hasil seri versus Borussia Monchengladbach di pembuka Bundesliga, Jumat lalu.
Manuel Neuer menjadi penyemangat. Kepemimpinannya di dalam lapangan yang terlihat jelas dari bagaimana ia menjalankan tugasnya dengan sebaik-baiknya. Walau usianya tak muda lagi, refleks yang baik dan keputusan tepat diambil.