Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

Medali Emas Chen Yufei, Unggulan Pertama Kompak Tak Berdaya, dan Pelajaran bagi Gregoria Mariska

2 Agustus 2021   04:43 Diperbarui: 2 Agustus 2021   06:11 1275
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Chen Yufei, peraih medali emas tunggal putri Olimpiade Tokyo: https://twitter.com/BadmintonTalk/

Musashino Forest Plaza, Minggu (8/1/2021) malam WIB, menjadi panggung pertunjukkan dua tunggal putri teratas dunia berebut medali emas tunggal putri Olimpiade Tokyo.

Pertemuan Chen Yufei dan Tai Tzu Ying adalah final ideal yang diimpikan oleh segenap penggemar bulutangkis. Menyaksikan dua ratu bertarung di laga pamungkas adalah sebuah kemewahan.

Keduanya pun sukses menghibur penonton dengan permainan atraktif. Jual beli serangan, atraksi pukulan akurat, trik menipiskan jatuhnya kok di bibir net berpadu dengan kecepatan menguasai lapangan dan ketangkasan mengantisipasi serangan.

Final antara dua wakil dari Asia Timur menjadi hiburan melintas batas geografis. Sekaligus mendatangkan rasa iri dan pelajaran bagi negara-negara lain yang tak mampu bersaing di panggung akbar itu.

Duel pamungkas itu akhirnya dimenangkan Chen Yufei usai bermain tiga gim, 21-18, 19-21, dan 21-18. Pertarungan lebih dari satu jam, tepatnya 81 menit, itu memberi Tiongkok tambahan medali emas, setelah sebelumnya dari sektor ganda campuran.

Selain itu kemenangan ini sekaligus menegaskan Tiongkok masih mendominasi panggung Olimpiade. Sejak pertama kali bulutangkis dipertandingkan di Olimpiade Barcelona 1992,sudah lima kali lagu kebangsaan Tiongkok berkumandang.

Sumber; Champions TV
Sumber; Champions TV

Chen Yufei yang barusia 23 tahun mengikuti jejak para pendahulunya seperti Gong Zhichao (2000), Zhang Ning (2004, 2008), dan Li Xuerui (2012).

Tiongkok membuktikan diri sebagai negara yang mampu segera bangkit setelah kegagalan total para tunggal putrinya di edisi sebelumnya di Rio. Setelah Li Xuerui, Tiongkok sempat kesulitan mendapatkan penerus. Namun sekali layar terkembang, Tiongkok mampu mengorbitkan lebih dari satu bintang baru.

Hasilnya langsung mereka petik tak lama berselang. Olimpiade Tokyo menjadi bukti bahwa para tunggal putri Tiongkok sudah kembali. Kali ini, Tiongkok mampu meloloskan dua wakilnya ke semi final. Selain Chen Yufei, ada He Bing Jiao. Sayangnya, keduanya harus saling bertemu untuk memperebutkan satu tiket final.

Kembali ke duel final. Chen yang sempat kehilangan set pertama mampu mengatasi tekanan untuk merebut dua gim selanjutnya. Menghadapi Tai yang dikenal ulet dan memiliki kemampuan olah raket di atas rata-rata jelas bukan perkara mudah. Apalagi Tai memiliki rekam jejak yang bagus dalam berbagai turnamen dalam beberapa tahun terakhir. Secara usia dan pengalaman Tai, asal Taiwan, lebih unggul.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun