Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

Kento Momota dan Orang-orang Fukushima

25 Maret 2021   06:46 Diperbarui: 25 Maret 2021   06:52 720
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Potongan memori bencana alam dan nuklir yang terjadi di Fukushima pada 2011 silam: www.express.co.uk

Mimpi Olimpiade

Momota menunjukkan, setiap tantangan tidak harus diterima atau ditolak mentah-mentah. Di hadapan rintangan, sikap terbaik adalah mengolah dan mengatasinya. Itulah yang kemudian ia perjuangkan segiat-giatnya. Hasilnya, "Saya juga bisa menemukan kembali kegembiraan di bulu tangkis."

Momota menghadapi All England 2021 dalam situasi penuh ketidakpastian. Seperti para pebulutangkis lainnya. Pandemi yang sudah berusia setahun turut merampas kesempatannya bertanding. 

Pasca insiden di awal tahun 2020, Momota belum punya kesempatan bermain. Malaysia Masters di tahun tersebut sekaligus menjadi kesempatan bermain terakhir baginya.

Pascajeda tiga bulan pemulihan yang berhasil baik, Momota ingin untuk menatap Olimpiade Tokyo dengan mantap. Ia ingin mempersiapkan diri bisa tampil terbaik di kandang sendiri.

Pertandingan demi pertandingan yang menjadi kesempatan mengumpulkan poin, sekaligus menjadi ajang pemanasan. Namun harapan itu harus dikubur sementara karena pandemi yang menerjang tanpa diduga.

All England 2021 menjadi momen kembalinya. Ini sekaligus salah satu kesempatan emas baginya untuk mengukur diri. Apakah ia masih menjadi yang terbaik di tunggal putra saat ini? Lebih dari itu, Momota menyimpan kerinduan untuk bisa berlaga di Olimpiade dengan sebaik-baiknya.

Mengapa mimpi Olimpiade terus membayanginya? Tidak ada pemain yang tidak ingin tampil di pesta olahraga terakbar itu. Bagi Momota, bermain di ajang besar yang berlangsung di tanah air sendiri adalah sebuah keistimewaan ganda. 

Kita masih ingat betapa hatinya pernah tersayat karena hanya bisa menjadi penonton di Olimpiade Rio 2016. Namun sayatan itu terjadi karena kesalahan sendiri. Asosiasi Bulutangkis Jepang harus mencoret namanya. Ia ketahuan beberapa kali berjudi di kasino ilegal.  Di Jepang, kasino adalah ilegal, seperti halnya perjudian dalam hampir semua bentuk.

Larangan bertanding di Olimpiade yang sudah di depan mata saat itu hanyalah satu dari sejumlah turnamen yang tak bisa diikuti menyusul hukuman bertanding hingga waktu tak terbatas.

Setelah lepas dari masalah itu, ia kini bisa menatap penyelenggaraan Olimpiade yang sempat beberapa kali dijadwalkan ulang. Ia merasa perlu untuk mempersiapkan diri dengan baik. Ia tidak hanya ingin meraih prestasi. Ada banyak utang budi yang ingin dibalas di panggung itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun