Kisah persahabatan Lee Chong Wei dan Lin Dan memang masih membayang. Di balik persaingan epik keduanya di sektor tunggal putra selama lebih dari satu dekade dengan bumbu kental pertemanan terasa masih layak dicecap.Â
Namun persaingan mereka di dalam lapangan sudah berakhir dan kisah "bromance" di luar arena bakal menjadi sejarah. Selengkapnya bisa baca di sini kawan!
Apakah selepas Lee Chong Wei dan Lin Dan, kita kehabisan stok cerita serupa? Tak ada lagikah kisah pemain beda negara yang bertarung habis-habisan di dalam gelanggang pertandingan tetapi diam-diam saling berkomunikasi, pun terang-terangan memamerkan kedekatan di sosial media, yang masih bisa kita nikmati?
Greysia Polii dan Chang Ye Na adalah contoh mutakhir dari sektor ganda putri. Usia mereka tidak terpaut jauh. Greysia 33 tahun, dua tahun lebih tua dari pebulu tangkis Korea Selatan itu.
Bisa jadi berada dalam generasi yang sama membuat mereka kerap bertemu di arena pertandingan. Intensitas pertemuan dari turnamen ke turnamen akhirnya membuka kesempatan bagi mereka untuk menenun tali persaudaraan.
Walau begitu, saat bertemu di gelanggang pertandingan, mereka tetap menunjukkan diri laiknya kawan dan lawan. Mereka tidak mengendurkan semangat pasangannya hanya karena salah satu dari lawan yang dihadapi memiliki kedekatan personal.
Ada sejumlah momen untuk membuktikan hal tersebut. Salah satunya pertemuan mereka di perempat final Malaysia Masters 2020. Greysia Polii yang berpasangan dengan Apriyani Rahayu seakan menutup mata saat menghadapi Chang Ye Na bersama Kim Hye Run.
Mereka terlibat pertarungan sengit selama 56 menit. Greysia dan Apri tahu yang harus mereka kejar adalah kemenangan agar bisa melangkah ke semifinal. Selain itu, pasangan beda generasi dari Indonesia itu tidak ingin kembali menjadi bulan-bulanan setelah dua kekalahan beruntun.
Sebelum bertemu di Malaysia Masters 2020, kedua pasangan lebih dulu dipertemukan di dua turnamen setahun sebelumnya. Denmark Open dan Thailand Open. Hasilnya? Greysia dan Apri takluk, masing-masing dengan skor 21-9,21-23, 19-21 dan 21-23 dan 16-21.
Untuk itu Greysia dan Apri tidak ingin rekor buruk itu diperpanjang. Mereka pun berjuang keras. Kemenangan adalah harga mati. Akhirnya, setelah kehilangan dua kesempatan sebelumnya, Greysia dan Apri sukses memetik kemenangan pertama. Skor 21 -19 21-19 menutup pertemuan ketiga itu.
Greysia tentu semringah selepas pertandingan tersebut. Keduanya sudah lama tidak menginjakkan kaki di semi final, setelah terakhir kali terjadi di Taiwan Open setahun sebelumnya. Sementara itu dalam enam turnamen kemudian, keduanya harus angkat koper lebih awal.