Sektor ganda putra. Inilah sektor harapan Indonesia untuk menutupi kegagalan empat sektor lainnya. Harapan itu disematkan kepada Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan. The Daddies akan menghadapi lawan yang sudah memberi mereka tiga kekalahan. Choi Solgyu / Seo Seung Jae asal Korea Selatan.
The Daddies telan kekalahan pertama atas pasangan yang kini rangking delapan dunia itu di Hong Kong Open 2019. Kekalahan kedua terjadi dua pekan lalu, 16-21 19-21. Unggulan dua kembali apes kemarin saat bertemu di laga kedua Grup B. The Daddies takluk lagi dua game langsung. Skornya sama hanya berpindah tempat antara set pertama dan kedua.
Tak pelak pertemuan ini menjadi momentum tepat bagi The Daddies untuk mengakhiri rentetan hasil buruk itu. Secara usia, pemain Korea itu lebih muda. Boleh dikata mereka sedang berada pada periode emas. Dua pertemuan sebelumnya menunjukkan bagaimana tingginya agresivitas dan kokohnya pertahanan mereka.
Namun The Daddies punya masa lalu yang bagus. Pasangan dengan usia di atas kepala tiga ini sudah makan asam garam di turnamen-turnamen level atas. Mereka sudah terbiasa menghadapi tekanan. Bagi mereka kekalahan di tiga laga sebelumnya bisa dibalas tuntas. Melangkah hingga semi final sudah memberi alarm bahwa usia juga menjadi penanda kematangan. Old is gold.
Ketenangan, kematangan, dan motivasi lain dari luar lapangan, bisa melipatgandakan semangat The Daddies. Keduanya juga ingin meraih gelar Super 1000 ketiga sejak keduanya berpasangan, setelah sepasang gelar All England.
Tentu untuk sampai ke sana, mereka harus melewati hadangan pasangan Korea. Selanjutnya, berpeluang menghadapi Lee Yang / Wang Chi-Lin yang sedang naik daun. Ini jadi kesempatan balas dendam usai kalah semi final Toyota Thailand Open pekan lalu melalui pertarungan tiga game
Ben Lane / Sean Vendy dari Inggris yang sudah dua kali ditaklukkan, tentu berpeluang kembali dijinakkan Lee/Wang. Bila tidak ada pasangan yang menghadang, maka keduanya berpeluang besar mengukir hattrick gelar di awal tahun.
Oh ya, pertemuan The Daddies kontra Choi Solgyu / Seo Seung, mengingatkan kita pada pertemuan The Daddies menghadapi pasangan legendaris Korea, Lee Yong-dae/ Yoo Yeon-seong di ajang serupa tahun 2015.
Dua pasangan bebuyutan itu mengalami reuni. Setelah bertemua di fase grup, mereka kembali saling berjumpa dalam perebutan tiket final. The Daddies menyerah di fase grup. Namun keduanya bisa bangkit untuk meraih tempat di final melalui pertarungan epik tiga game.
Saya yakin, cuplikan pertarungan sengit itu masih tersimpan di benak para penggemar bulu tangkis dunia. Salah satu bagian paling dikenang terjadi di ujung game ketiga. Rally panjang dengan total 71 pukulan, dihiasi perjuangan Ahsan dan Yoo mengamankan kok.
Ahsan harus terjun ke sudut net untuk mengembalikan kok. Sementara Yoo sampai-sampai terpeleset hingga karpet biru di luar daerah permainan tergulung. Aksi semi final rasa final itu benar-benar menghibur. Seisi Sportd Compex di Dubai bergemuruh. Penonton yang menyaksikannya lewat layar kaca pasti memberikan apresiasi atas tontonan memikat. Sebuah play of the day semi final yang tak akan lekang dari kenangan.