Pembuktian Anak Flores
"Langit Osaka sangat cerah saat pesawat yang saya tumpangi, Malaysian Airlines, mendarat mulus di Kansai International Airport, 3 Oktober 2011, Pkl.08.30 pagi waktu Jepang."
Emanuel Susento membuka "Merah Putih di Jepang." Itulah awal perjalanan pemuda Flores itu menempuh pendidikan di Universitas Kobe. Langkah pertama mengibarkan Merah Putih di ibu kota Perfektur Hyogo, bagian dari wilayah metropolitan Osaka-Kobe-Kyoto. Â
Saya mengenal penulis secara pribadi. Kami pernah bersama sejak Sekolah Menengah Pertama hingga menamatkan Sekolah Menang Atas di Flores, NTT. Setelah enam tahun di Seminari St.Yoh.Berkhmans Mataloko kami berpisah jalan.
Sejak meninggalkan salah satu sekolah Katolik tertua di Indonesia itu kami jarang bertemu. Hingga kemudian terbitlah "Merah Putih di Jepang" pada akhir 2020. Membaca buku setebal 236 halaman itu seperti menyibak salah satu babak penting dalam perjalanan hidupnya yang sempat luput dari perhatian.
Banyak hal menarik bisa diangkat. Pertama, buku ini berkisah tentang pengalaman penulis selama menempuh pendidikan di Jepang, negara maju yang menggoda dengan deretan unversitas terbaik di dunia. Kobe University adalah salah satunya.
Universitas ini punya sejarah yang panjang. Bercikalbakal pada 1902, kini Kobe University menjadi "one of Japan's leading comprehensive universities." Punya 10 fakultas, 15 sekolah pascasarjana, serta sederet pusat penelitian dan institusi.
Ia menulis dengan begitu cair. Setiap bagian penting dari perjuangannya digambarkan dengan bahasa yang sederhana sehingga mudah dipahami. Sejak mulai merasakan angin khas menjelang musim gugur, hingga pulang menyandang Master of International Environmental Law.
Di antara itu ada banyak proses yang dilewati. Ada banyak pengalaman yang ditenun. Ada banyak hal yang kemudian ditulis.