Ada yang bertanya, seberapa penting Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) bagi suatu negara. Dari rujukan literatur, dan terlebih kenyataan riil, setidaknya mengerucut pada beberapa poin. UMKM mendongkrak penyerapan tenaga kerja. Ikut andil mengentaskan kemiskinan.
Kehadiran banyak UMKM membuat pemeratakaan tingkat perekonomian rakyat kecil semakin baik. Banyak usaha tersebar di berbagai tempat, bahkan hingga ke pelosok-pelosok desa. Ekonomi bergeliat sampai jauh. Tahun 2018, sebanyak 64 juta lebih unit usaha tumbuh di tanah air. Kini jumlah tersebut telah bertambah.
Tak kalah penting, UMKM ikut menyumbang devisa bagi negara. Tidak sedikit UMKM yang sudah go internasional. Produk-produknya sudah dikenal hingga mancanegara. Selain mengharumkan nama bangsa, kontribusi UMKM untuk menambah pundi-pundi pemasukan bagi negara tidak sedikit.
Hanya saja tidak semua UMKM mampu eksis dan berkembang optimal. Situasi pandemi misalnya, telah memukul perekonomian nasional. Sektor UMKM pun tidak luput terkena imbas.
Dominan Tapi Belum Optimal
Ada hal menarik di balik geliat UMKM di tanah air. Data Badan Pusat Statistik menunjukkan, dari 64 juta lebih unit usaha itu, 37 juta di antaranya dikelola perempuan. Porsi 64,5% bukan jumlah yang kecil. Malah ini menunjukkan bahwa perempuan pun bisa dan mampu ambil bagian dalam roda perekonomian.
Sayangnya, sebagian besar usaha yang dijalankan perempuan masih bergerak di sektor mikro, informal bahkan ultra mikro. Selain itu, lebih dari separuh perempuan tidak memiliki akses ke dunia online dan memanfaatkan teknologi digital yang bisa mendukung usahanya secara optimal.
Padahal, dunia kini sudah berada di era revolusi industi 4.0 yang ditandai dengan digitalisasi hampir di semua bidang. Jonathan End, Digital & Growth Consultant, dalam webinar "Perempuan Pelaku UMKM: Berkembang dengan Memanfaatkan Teknologi Digital" pada Jumat, 18 Desember 2020 menunjukkan potensi besar dunia digital saat ini.
Saat ini, mayoritas penduduk Indonesia sudah menggunakan internet. Sebanyak 174,5 juta (64%) dari total 272,1 juta penduduk sudah bisa mengakses internet. Menariknya lagi, rerata mereka menghabiskan 7 jam dan 59 menit.
Lebih dari separuh pengguna internet itu menggunakan sosial media. Tentu angka 160 juta (59%) bukan jumlah yang kecil. Ini sebuah potensi besar untuk dimanfaatkan.