Jonathan End menekankan soal digital marketing. Pemasaran digital bisa dilakukan melalui berbagai cara. Mulai dari website atau blog, marketplace, hingga pemanfaatan sosial media seperti Instagram, facebook, twitter, dan WhatsApp.
Berbagai medium itu bisa dipakai untuk melayangkan iklan barang atau jasa. Kita bisa dengan mudah menawarkan produk kepada siapa saja. Barang atau jasa bisa dipromosikan denga mudah baik secara langsung maupun tidak langsung. Target pasar pun bisa dibidik secara tepat melalui aneka tools yang ditawarkan.
Pada gilirannya produk barang dan jasa bisa menjangkau lebih banyak orang. Daya jangkau yang luas dan bisa menyasar target yang sesuai akan membuat lebih banyak orang melirik, lantas tergerak untuk membeli atau memesan. Keuntungan semakin besar dan usaha pun kiana berkembang.
Apakah akses internet dan sosial media itu sudah dioptimalkan untuk kegiatan-kegiatan produktif? Apakah para pelaku UMKM umumnya dan perempuan khususnya sudah memaksimalkan potensi itu untuk meningkatkan usaha?
Pada titik ini, patut diakui, tingkat literasi digital masih perlu didongkrak. Para pelaku UMKM masih harus didorong untuk memaksimalkan perkembangan teknologi itu secara tepat. Untuk sampai pada tingkat melek digital bukan perkara mudah. Apalagi bisa memanfaatkan kemajuan dunia digital di tengah persaingan yang semakin ketat. Untuk pelaku UMKM yang sudah "go digital" pun masih saja berhadapan dengan aneka tantangan.
Program Women Will membuka akses kepada lebih dari 700 perempuan untuk mendapatkan pelatihan digital. Selain membuka wawasan dan meningkatkan skill pemanfaatan teknologi digital, mental mereka pun ditempa, dan "business mindest" semakin diasah. Harapannya mereka bisa terus berkembang dan usahanya semakin maju.
Selain itu, Danone secara khusus menaruh perhatian pada pemberdayaan perempuan. Beberapa upaya telah dilakukan, di antaranya melalui program Warung Anak Sehat dan AQUA Home Service.