Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Artikel Utama

Semarak Itu Harus, tapi Jangan Norak!

22 Juli 2018   13:44 Diperbarui: 22 Juli 2018   17:28 2218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemasangan jarring-jaring berwarna hitam untuk menutup aliran Kali Item yang terletak di belakang Wisma Atlet, Kemayoran, Kamis (19/7/2018).(KOMPAS.com/Ardito Ramadhan D)

Memanfaatkan bus transjakarta dan tiang-tiang beton tak terpakai untuk menyemarakkan Asian Games/foto dokpri
Memanfaatkan bus transjakarta dan tiang-tiang beton tak terpakai untuk menyemarakkan Asian Games/foto dokpri
Patut diakui hiasan semacam itu masih terbatas. Kehadiran ornamen dan pernak-pernik Asian Games di ibu kota masih bersifat parsial. Sebagian besar ruang masih hampa hiasan Asian Games. Jumlah hiasan di gedung pencakar langit dan kantor-kantor pemerintahan masih bisa dihitung dengan jari. Begitu juga di tempat-tempat umum lainnya.

Euforia Asian Games akan jauh lebih terasa bila kita bertandang ke Kantor Kelurahan Koja yang terletak di Jakarta Utara. Selain pernah pernik seperti umbul-umbul, baliho, dan spanduk yang tertata di halaman, akses masuk pun mendapat sentuhan serupa. Kehadiran mural Asian Games di Jalan Inspeksi Kali Sindang menambah kuat kesan semarak.

Pemandangan di Kantor Kelurahan Koja, Jakarta Utara/jakarta-utara.info
Pemandangan di Kantor Kelurahan Koja, Jakarta Utara/jakarta-utara.info
Kita tentu berharap virus positif dari Kelurahan Koja menjalar ke wilayah-wilayah lain di ibu kota. Tak terkecuali menyasar daerah-daerah sekitar ibu kota yang berpotensi dilalui para atlet dan tamu.

Dengan tanpa mengurangi jiwa kreativitas dan semangat inisiatif, patut diperhatikan aspek estetika. Jangan sampai upaya dekoratif itu justru mengganggu pandangan dan menjadi sampah visual. Beberapa kasus bisa dijadikan pertimbangan.

Pertama, bila melintas di depan kantor Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) pandangan mata kita akan bertumbukkan dengan deretan spanduk yang dipasang berjejer sepanjang pagar. Penataan yang kurang diperhatikan membuat pagar terlihat semrawut. Bila ditata secara baik, tidak harus dibentangkan dan diikat di pagar, akan lebih elok.

Pemandangan di depan Kantor Kemenpora. Apakah pemasangan spanduk cukup elok dilihat? Foto dokpri
Pemandangan di depan Kantor Kemenpora. Apakah pemasangan spanduk cukup elok dilihat? Foto dokpri
Kedua, publik Jakarta, Indonesia bahkan internasional sempat dihebohkan dengan apa yang terjadi di Jalan Pluit Selatan Raya, Jakarta Utara dan kawasan Kali Besar, Jakarta Barat beberapa waktu lalu.  Bukan kibaran bendera negara peserta Asian Games 2018 yang menjadi sebab. Melainkan tiang tempat bendera-bendera itu diikat.

Bukan pipa atau material lain, melain sebilah bambu yang dijadikan tiang. Tidak hanya bilah bambu yang menjadi sorotan, bendera yang terlihat usang dan mulai sobekpun semakin memperkeruh polemik.

Pantas tidaknya penggunaan bambu sebagai tiang bendera tentu bisa diperdebatkan. Di kampung-kampung terpencil saban 17 Agustus warga juga mengikat bendera Merah Putih di sebuah bambu atau jenis kayu lainnya. Pemandangan seperti itu masih terjadi di kampung saya. Bedanya, sebelum dipasang bendera, warga terlebih dahulu merapihkan bambu (yang tak dibelah) dan mewarnainya.

Tidak hanya di kampung, di negara lain seperti Jepang pun penggunaan bambu bukan suatu kehinaan. Warga yang memasang bendera-bendera itu di Penjaringan tentu punya alasan tersendiri, sama seperti pemerintah provinsi DKI Jakarta yang tidak mempersoalkannya.

Sejumlah bendera negara peserta Asian Games 2018 yang terpasang di tiang bamboo di kawasan Pluit, Jakarta Utara, Selasa (17/7/2018) terlihat lusuh dan robek (KOMPAS.com/Ardito Ramadhan D)
Sejumlah bendera negara peserta Asian Games 2018 yang terpasang di tiang bamboo di kawasan Pluit, Jakarta Utara, Selasa (17/7/2018) terlihat lusuh dan robek (KOMPAS.com/Ardito Ramadhan D)
Kita mengapresiasi inisiatif positif mereka yang diharapkan bisa menular ke tempat-tempat lain. Kita angkat topi atas perjuangan untuk menyambut perhelatan akbar ini. Namun alangkah baiknya, lebih selektif dalam menggunakan setiap material agar tak menimbulkan kegaduhan yang tidak perlu.

Bila rakyat biasa sudah sedemikian berinisiatif mestinya di tingkat pemerintah baik daerah maupun provinsi semangat serupa bisa lebih tinggi. Patut diakui tidak semua kantor pemerintahan di ibu kota terpasang hiasan Asian Games. Dan ada pula pemasangan ornamen, seperti disinggung sebelumnya, yang bisa mengundang komentar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun