Duka di jagad olahraga dunia menyusul kepergian Davide Astori masih hangat. Kapten Fiorentina yang meninggal pada Minggu, 4 Maret 2018 pagi waktu Italia baru saja dimakamkan pada Kamis, 8 Maret kemarin di Basilica di Santa Croce, Florence. Penghormatan kepada almarhum berusia 31 tahun itu masih terus berlanjut. Entah sampai kapan rasa kehilangan sosok pemimpin sekaligus mantan pemain Cagliari dan AS Roma itu akan berakhir. Yang pasti nama Astori akan selalu dikenang para penggemar dan sanak kerabatnya.
Tidak hanya itu, penduduk bumi pun mulai bertanya diri. Astori pergi untuk selama-lamanya tanpa isyarat. Saat tertidur, nyawanya seketika melayang. Gagal jantung disinyalir sebagai sebab. Pada titik ini siapa pun yang masih bernafas akan selalu diintai rasa cemas hal serupa bakal menggilirinya.
Ah bukan maksud saya menebar rasa takut. Saya hanya mau mengatakan bahwa serangan terhadap organ vital itu bisa datang kapan saja dan menghampiri siapa saja. Seperti yang baru saja terjadi pada pebulutangkis legendaris Korea Selatan, Jung Jae Sung.
Jung Jae Sung (belakangan tertulis Chung Jae Sung) dikabarkan meninggal dunia Jumat, 9 Maret 2018 hari ini di rumahnya yang terletak di kawasan Hwaesong, sekitar 70 km dari Seoul, ibu kota Korea Selatan. Atlet kelahiran 25 Agustus 1982 itu menghembuskan nafas terakhir karena serangan jantung. Menurut pemberitaan yang beredar luas, Jae-Sung meninggal tersebab arrhythmia atau gangguan irama jantung. Sudah sejak tiga tahun silam ia berkutat dengan persoalan tersebut sehingga harus rutin memeriksakan diri.
Ia kerap mengelukan rasa sakit di bagian dada, terutama saat stres yang intens menerjang. Akhirnya pagi pukul 8.12 waktu setempat hari ini, ia pergi untuk selama-lamanya.
Di dunia olahraga, bulu tangkis khususnya, Jae-Sung merupakan sosok legendaris. Medali perunggu Olimpiade London 2012 adalah satu dari sekian banyak prestasi prestisius yang diraihnya. Medali tersebut diraih bersama Lee Yong Dae.
Akan menjadi begitu panjang bila menyebut satu per satu prestasi yang telah diukir almarhum. Singkat kata, ia menjadi satu-satunya pemain ganda putra dengan gelar super series terbanyak. Belum ada satu pun pemain atau pasangan yang mampu melewati perolehan 18 gelar super series yang diraihnya bersama Lee Yong Dae.
Koleksi gelar peraih medali perak Kejuaraan Dunia 2007 dan 2009 itu tidak mampu dikejar oleh Lee Yong Dae saat berpasangan dengan Yoo Yeon Seong hingga keduanya mundur dari tim nasional. Juga hingga kini belum bisa disamai pasangan legendaris Denmark yang masih aktif bermain, Mathias Boe dan Carsten Mogensen. Baik Lee/Yoo maupun Boe/Mogensen baru mengemas 16 gelar juara.
Boe dan Mogensen mungkin berpeluang untuk mematahkan pencapaian almarhum. Namun dua gelar juara lagi bukan hal mudah karena pendulum ganda putra saat ini sudah bergerak ke Asia, dengan pasangan-pasangan muda yang menjamur.
Peluang terbesar kini ada pada Marcus Gideon dan Kevin Sanjaya. Penguasa puncak rangking dunia yang sedang "on fire" itu sudah mengemas 14 gelar juara. Empat gelar juara bukan hal sulit bila keduanya terus menjaga tren positif saat ini.