Fulgensius Billy Paji Keraf. Nama ini cukup panjang, tetapi biasa bagi orang Flores atau NTT. Bukan karena nama yang panjang itu membuatnya disebut-sebut akhir-akhir ini. Tetapi karena sosoknya yang membuat pelatih Persib Bandung, Djadjang Nurdjaman jatuh hati.
Ia belum lama menjadi bahan pembicaraan. Sama cepatnya seperti keputusan Djadjang mengakuisisinya sebagai pemain Persib. Baru sekali mengikuti seleksi, langsung diceburkan ke tim senior saat latihan bersama, Djanur, begitu pelatih asal Majalengka disapa langsung tergoda dengan kecepatan dan kepercayaan dirinya. Kata Djanur, kualitas yang dimiliki Billy istimewa untuk ukuran pemain 20 tahun.
Setelah diuji lagi dalam sesi latihan, Djanur akhirnya tidak bisa berpaling dari pemuda kelahiran Jakarta berdarah Flores itu. Kontrak pun disodorkan dan Billy resmi berseragam Maung Bandung.
Billy dipilih karena Persib sedang membutuhkan tambahan pemain muda untuk tampil di Liga 1 yang baru saja berjalan. Regulasi mewajibkan setiap klub memainkan pemain U-23 di setiap pertandingan minimal 45 menit. Pada saat bersamaan dua pemain muda Persib yakni Febri Hariyadi dan Gian Zola Nasrulloh harus bergabung dengan tim nasional Indonesia U-22. Agar tidak melanggar regulasi maka pemain muda pengganti perlu segera dicari.
Pertanyaan, mengapa Billy yang dipilih? Sedikit jawaban sudah disebutkan sebelumnya. Tetapi apakah kualitas Billy memang lebih baik dari para pemain muda lainnya terutama didikan Diklat Persib? Selama ini Persib tidak pernah memutus rantai regenerasi dengan menghadirkan pemain muda dari luar. Tetapi Djadjang berani mengambil langkah tidak biasa. Ia berani membongkar tradisi itu.
Tentu Djanur tidak merekrut pemuda dari luar bila tidak memiliki alasan yang cukup. Kualitas dan naluri kepelatihannya pasti memberikan alarm positif tentang Billy. "Karena memang Billy kemampuannya di atas. Kalau di bawah rata-rata, enggak mungkin saya ambil," demikin dalih pelatih yang pernah menimba ilmu di Italia itu kepada Persib.co.id.
Billy tidak minim pengalaman nasional sama sekali. Ia ditempa oleh ASIOP Apacinti Jakarta. Ia juga pernah bersama Timnas U-14 tampil di Gothia Cup, kejuaraan dunia junior terakbar yang sejak 1975 berlangsung di Gothenborg Swedia.
Selain itu, Billy juga pernah tiga bulan berseragam tim nasional U-19 asuhan Fakhri Husaini. Bila PSSI tidak dibekukan oleh FIFA pada 2015, mungkin nama Billy bisa lebih dini dikenal luas.
Keterpilihan Billy jelas menjadi sebuah kebanggaan tersendiri bagi sepak bola NTT. Ia pernah bermain di tanah leluhurnya. Skill yang dimiliki telah membawanya ke Bumi Parahiayang. Sekarang saatnya Billy membuktikan kepada Djanur dan pendukung tim bahwa perekrutan dirinya tepat adanya.
Peluang Billy melakoni debut terbuka lebar. Bisa saja itu terjadi saat Persib berhadapan dengan PS TNI di Stadion Pakansari, Bogor, Sabtu, 22 April ini. Peluang tersebut semakin besar bila syarat seperti yang dikatakan Djanur beres.
“Sekarang administrasinya sedang diurus. Kalau memang beres sebelum pertandingan, itu lebih bagus, bisa diturunkan.”.
Billy seperti dikesankan kepada Djanur adalah pemain yang berbeda. Ia memiliki kemampuan dribbling sambil berlari dengan rasa percaya diri tinggi. Dengan kualitasnya itu pemain yang berposisi sebagai winger ini akan bersaing dengan Agung Mulyadi untuk mengambil tempat yang sementara ditinggalkan Febri Hariyadi yang sedang bersama skuad Garuda Muda.